Sukses

Detik-detik Penyerangan di Kantor Majalah Charlie Hebdo

Pukul 11.20 waktu setempat, 2 orang berpakaian hitam-hitam,dan membawa senjata, turun dari mobil Citroen hitam. Menuju kantor Charlie Hebdo.

Liputan6.com, Paris - Siang yang cerah namun dingin di Paris, Prancis. Pada pukul 11.20 waktu setempat, 2 orang berpakaian hitam-hitam, memakai kedok, dan membawa senjata, turun dari mobil Citroen hitam kecil.

Keduanya siap memberondongkan peluru dari senapan serbu Kalashnikov, bahkan salah satunya diketahui membawa alat pelontar granat. Mereka melangkah menuju pintu No 6, Rue Nicolas-Appert.

Pria yang ketiga tidak turun, ia tetap tinggal di mobil yang diparkir ngawur di tengah jalan.  



"Di sini Charlie Hebdo?!," teriak mereka kepada 2 orang pekerja pemeliharaan yang ada di sana, seperti Liputan6.com kutip dari Daily Mail, Kamis (8/1/2015). Ketakutan, mereka menjawab, bukan. Kantor majalah itu ada di unit lain.

Dua pria bersenjata itu pun berlalu, sambil melepaskan tembakan yang menewaskan salah satu pekerja. Korban pertama -- dari total 12 nyawa -- jatuh.

Menurut tweet Yves Cresson yang bekerja di perusahaan produksi media Bayoo -- tepat di depan kantor Charlie Hebdo -- 2 pria bersenjata itu awalnya memasuki kantornya.

Florence Pouvil, staf pemasaran yang bekerja di depan kantor Charlie Hebdo mengatakan, "Aku melihat 2 orang membawa senjata berukuran besar, seperti Kalashnikov, di depan kantor kami. Lalu terdengar tembakan. Kami bingung saat itu," kata dia. "Dua pria itu lalu keluar dari gedung dan menembak membabi buta. Kami berlindung di lantai, kami sangat ketakutan."

Pouvil menambahkan, para pegawai ketakutan bukan main saat itu, Mereka bersembunyi di bawah meja, berharap keberadaan mereka tak diketahui para penyerang. Kedua pria bersenjata itu berpakaian hitam- hitam. Wajah mereka tersembuyi di balik kedok.

"Mereka menggunakan pakaian ala militer, bukan pakaian biasa, seperti tentara."

Seorang agen real estate mengaku, sebelum memasuki gedung, para penyerang mendekati seorang pria, sambil berkata, "Bilang pada media, ini aksi Al Qaeda Yaman."

Pukul 11.25

Saat jarum jam menunjuk ke pukul 11.25 waktu setempat, 2 orang bersenjata tiba di unit nomor 10, tempat Charlie Hebdo berada, 2 pria mendekati Corinne Rey, seorang kartunis yang masuk kerja sambil menggandeng anak perempuannya yang masih balita. Ia baru menjemput putrinya itu dari TK.

Para penyerang memaksa perempuan yang ketakutan itu untuk memencet kode akses masuk yang terdiri dari 4 dijit. Rey tak punya pilihan.

"Mereka memaksa masuk, jadi aku memencet kode," kata dia. "Lalu, mereka menembak  Wolinski, Cabu...berlangsung selama 5 menit. Aku berlindung di bawah meja. Mereka bicara bahasa Prancis dengan aksen sempurna dan mengaku dari Al Qaeda."

2 dari 3 halaman

Kantor Charlie Hebdo Jadi Lokasi Pembantaian


Pukul 11.35

Pada pukul 11.35, kantor majalah berubah jadi lokasi pembantaian.

Siang itu, di dalam kantor majalah dengan interior modern, di lantai 2 gedung, para editor sedang melakukan sidang redaksi.

Salah satu saksi, yang ada di dalam kantor mengatakan, ia mendengar suara ledakan keras. Kedua penyerang masuk, menyebut nama-nama target sebelum menembak mati mereka.

Di antara yang tewas adalah, Stephane Charbonnier (47), pemimpin redaksi; anggota polisi yang mengawalnya; 3 kartunis Georges Wolinski yang berusia berusia 80 tahun, Bernard ‘Tignous’ Verlhac (57); dan Jean Cabut. Juga penulis berusia 68 tahun, Bernard Maris.



Di tengah kepanikan, penulis lain Laurent Léger, menelepon seorang temannya pukul 11.40. "Hubungi polisi, di sini terjadi pembantaian, pertumpahan darah. Semua orang tewas." Lalu sambungan terputus.

Menurut polisi, 2 penembak masuk ke ruang editor dan seakan tahu siapa saja yang harus jadi target mereka. "Charb adalah terget mereka. Mereka mencarinya di ruangan sambil berteriak, "Mana Charb, mana Charb? Mereka kemudian menembaknya."

Penghuni gedung lainnya lari ke atap bangunan. 



Pada pukul 11.50. Polisi datang menaiki sepeda. Para penyerang kembali ke jalanan melompat masuk ke mobil mereka. Lebih banyak aparat yang ada di sana. Baku tembak pun terjadi.

Dua teroris itu menembaki mobil polisi. Lalu berlalu dengan kendaraannya. Di tengah jalan mereka berpapasan dengan mobil polisi -- yang akhirnya menabrak kendaraan lain yang terparkir. Petugas yang terluka terhuyung-huyung keluar dari mobil. 

3 dari 3 halaman

Menembak Polisi dari Jarak Dekat


Rekaman video menunjukkan dua penyerang keluar dari kendaraan menembak ke arah petugas polisi itu, dalam jarak sekitar 20 meter.

Anggota polisi itu jatuh ke lantai trotoar, tangannya terangkat --tampaknya memohon belas kasihan.

Namun, para penyerang itu tak punya hati. Mereka maju ke arahnya, membidikkan senjata, menembak korban dari jarak dekat sebelum kembali ke mobil. Lalu mereka lari.

Sementara itu di kantor Charlie Hebdo, kepanikan terjadi. Seorang pria menangis, matanya nanar. "Mereka semua mati," kata dia.

Pengamanan  kemudian ditingkatkan di sejumlah kantor media di Prancis, termasuk Le Monde. Level kesiapsiagaan dinaikkan ke level tertinggi. 



Di tempat terpisah, mobil Citroen yang dikendarai para penyerang menabrak seorang  pejalan kaki. Korban masih dirawat dalam kondisi serius.

Para penyerang terus melaju hingga persimpangan Rue Sadi-Lecointe dan Rue de Meaux, tidak jauh dari Place de Stalingrad. Di sana mereka meninggalkan mobil mereka yang rusak dan membajak kendaraan lain.

"Mereka menarik seorang pria, berusia sekitar 60 tahun, keluar dari mobil Renault Clio  abu-abu. Kakek itu mengatakan, 'Tunggu, biarkan aku membawa anjingku!'," kata saksi mata.

Para penyerang mengizinkan pria itu membawa anjingnya sebelum berlalu. Polisi tiba di lokasi kejadian pembajakan 5 menit kemudian.

Hingga berita ini diturunkan polisi Prancis masih memburu para pelaku penembakan. Polisi merilis foto dua pria yang diduga sebagai pelaku teror yakni Cherif Kouachi dan Said Kouachi.

Sementara, terduga ketiga, Hamyd Mourad yang baru berusia 18 tahun, dilaporkan telah menyerahkan diri kepada polisi pada Rabu pukul 23.00 waktu setempat. (Ein/Yus)

Video Terkini