Liputan6.com, Longpont - Perburuan besar-besaran dilakukan polisi Prancis untuk mencari 2 bersaudara yang melakukan penyerangan di majalah Charlie Hebdo pada Rabu 7 Januari 2015. Wilayah pencarian terfokus di Picardy, bagian utara negara tersebut.
"Satu unit helikopter polisi kemungkinan telah melihat para tersangka (pembantai di majalah Prancis itu)," ujar sumber dekat dalam penyelidikan kasus tersebut seperti dikutip dari CNN, Jumat (9/1/2015).
Sebuah helikopter polisi melaporkan penglihatan sekilas, yang diduga sebagai buronan bersaudara itu di daerah dekat Crepy-en-Valois.
Pihak berwenang yakin bahwa Cherif Kouachi (32) dan Said Kouachi (34) telah memasuki daerah berhutan dengan berjalan kaki.
"Sekarang peneliti menggunakan helikopter dilengkapi dengan perangkat night vision untuk menemukan mereka," kata sumber lainnya.
Selain helikopter, polisi juga membanjiri wilayah tersebut. Sementara petugas bersenjata lengkap menyisir pedesaan dan hutan untuk mencari kedua pembantai kakak-beradik itu.
Kabar terkini, penjahat bersaudara itu terlihat di sebuah pom bensin.
"Saudara bersenjata itu mengancamku di pom bensiin yang berada dekat Villers-Cotterets di Picardy. Mereka mencuri bahan bakar dan makanan, kemudian pergi pada Kamis pagi," ungkap si petugas pom bensin.
Mendapati laporan tersebut, polisi pun memblokir jalansekitar 10 kilometer (6 mil) dari pompa bensin yang menuju Desa Longpont.
Namun pihak berwenang belum mau berkomentar lebih rinci terkait pemblokiran tersebut.
Beberapa jam kemudian, tim CNN menyaksikan konvoi 30 sampai 40 kendaraan polisi meninggalkan lokasi dekat Longpont.
Insiden penembakan itu membuat Perdana Menteri Prancis Manuel Valls menempatkan keamanan wilayah Picardy pada tingkat siaga tertinggi. Level yang sama diterapkan di seluruh wilayah Ile-de-France, termasuk Paris.
Dua bersaudara itu disebut-sebut pernah melakukan pelatihan di luar negeri.
Menurut informasi seorang pejabat AS dari badan intelijen Perancis, Said Kouachi melakukan perjalanan ke Yaman hingga akhir 2011 terkait afiliasi Al Qaeda.
"Setelah di Yaman, ia menerima berbagai pelatihan senjata dari kelompok tersebut, termasuk cara menembakkan senjata," kata pejabat itu.
Aksi penembakan di Kantor Media Charlie Hebdo pada 7 Januari itu mengakibatkan 12 orang meninggal dunia, termasuk para jurnalis dan 2 orang polisi Prancis.
Advertisement
"Seorang pejabat kota diaporkan mengalami luka parah dalam serangan itu," kata Menteri Dalam Negeri Prancis.
Wakil Walikota Paris Patrick Klugman mengungkap, satu orang penembak sudah ditangkap. Namun belum dikeluarkan rincian mengenai hal tersebut. (Tnt)
Baca juga: Detik-detik Penyerangan di Kantor Majalah Charlie Hebdo