Liputan6.com, Beijing - Di Tiongkok, berani korupsi bisa berarti siap kehilangan nyawa. Sudah 2 tahun, Presiden China Xi Jinping menyeret satu per satu para penjarah uang rakyat ke pengadilan. Beberapa bahkan divonis mati.
Di awal tahun 2015 ini, upaya pemberantasan korupsi tak juga surut. Seorang pejabat penting intelijen, sekretaris partai Nanjing, dan diplomat top masuk daftar orang yang diperiksa. Dan, perang belum usai...
Berikut 9 fakta perang antikorupsi di China yang Liputan6.com kutip sebagian dari BBC:
1. Apa yang mendorong Presiden Xi berperang lawan korupsi?
Pada 20 November 2012, sesaat setelah terpilih menjadi Ketua Partai Komunis China, Xi Jinping berpidato. Keselamatan partai, juga negara jadi nomor satu.
"Ada banyak fakta yang memberi tahu kita bahwa korupsi sudah merajalela. Dan akhirnya, partai juga negara bisa runtuh karenanya. Kita harus waspada," tegas dia kala itu, seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Senin (19/1/2015).
Sejak saat itu, Xi -- yang berasal dari keluarga revolusioner dan bertanggung jawab menjaga partai tetap memegang kekuasaan -- bersemangat mengkampanyekan antikorupsi.
Salah satu janji sang presiden adalah, tak pandang bulu dalam perang antikorupsinya. Macan sampai lalat -- semua akan ditangkap! Jelas, para pejabat tinggi China pun tak bakal lolos.
Lalat Sampai Macan Ditangkap
2. Tak Pandang Bulu, Lalat Sampai Macan
Istilah 'lalat' mewakili penjahat redah yang menggerogoti uang rakyat. Sementara, 'macan' adalah para pejabat tinggi yang terbukti merampok kekayaan negara.
Sejauh ini, 'macan' terbesar yang ditangkap adalah Zhou Yongkang, mantan komandan keamanan negara. Sebelumnya, Zhou adalah 1 dari 9 anggota badan penentu kebijakan China, Komite Tetap Politbiro sebelum dikeluarkan pada 2012. Belakangan, ia juga dipecat dari keanggotaan Partai Komunis dalam sebuah rapat Jumat 4 Desember 2014.
Menurut pernyataan yang dirilis Kejaksaan Agung China, penyelidikan telah menemukan bukti bahwa Zhou diduga mengambil keuntungan dari jabatannya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya.
Ia juga diduga memanfaatkan jabatannya untuk membantu kerabat, para istri simpanannya, dan juga sejumlah teman. "Juga membocorkan rahasia partai dan negara sembari menggerogoti aset milik negara."
Laporan yang sama menyebut bahwa penyelidik menemukan bahwa Zhou punya hubungan terlarang dengan sejumlah perempuan. "Menukar jabatannya dengan seks dan uang."
Macan lainnya adalah Ma Jian. Ia pernah jadi penanggung jawab operasi intelijen Tiongkok.
Juga ada nama Ling Jihua. Dia pernah menjadi orang dekat Presiden Hu Jintao dan sebelumnya diramalkan akan menjabat di posisi yang lebih tinggi.
Pun dengan Jenderal Xu Caihou. Ia pernah menjadi anggota politbiro dan wakil kepala komisi militer.
Menurut lembaga pengawas disiplin partai, pada 2014 saja ada 23.464 orang yang ditindak karena melanggar aturan antikorupsi partai, dari segala level, juga dari pegawai negeri.
Advertisement
Penangkapan Paling Dramatis
3. Penangkapan Paling Dramatis
Pada 18 Desember 2014, Wang Min, sekretaris partai Jinan menyampaikan pidato di televisi. Temanya, tentang pemberantasan korupsi.
Tapi tragis, keesokan harinya ia ditangkap untuk dimintai keterangan dalam kasus korupsi.
Nasib serupa juga menimpa Wan Qingliang, sekretaris partai di Guangzhou. Saat penyelidikan kasus korupsi atas dirinya diumumkan Juni 2014 lalu, sejumlah pegawai negeri bawahannya sedang rapat, untuk membahas isi pidato yang ia sampaikan di hari sebelumnya.
Pesan pendek atau SMS tentang nasib Wang menyebar. Rapat pun dihentikan di tengah jalan.
Uang Tunai Rp 400 Miliar
4. Uang Tunai Rp 400 Miliar
Sejumlah pejabat yang ditangkap dituduh menerima suap. Dan beberapa dari mereka kelihatannya lebih suka diberi uang tunai daripada transfer.
Wei Pengyuan, pejabat Kementerian energi dicokok pada Mei 2014. Para penyelidik yang menggeledah rumahnya menemukan uang kas yang total nilainya lebih dari 200 juta yuan atau setara Rp 405 miliar.
Saking banyaknya, menurut laporan sejumlah media, itu adalah uang kas dengan nilai terbesar yang pernah di sita sejak China menjadi negara komunis pada 1949.
Sebanyak 16 mesin hitung dikerahkan untuk menghitung lembaran uang tersebut, 4 di antaranya rusak gara-gara panas karena terlalu sering digunakan.
Advertisement
Emas dan Mata Uang Asing
5. Emas dan Mata Uang Asing
Ma Junfei ditunjuk menjadi Wakil Direktur Biro Kereta Api Hohhot atau Hohhot Railway Bureau di Inner Mongolia pada 2009.
Media melaporkan, ia menerima suap saat menjabat. Dalam bentuk uang dolar Amerika Serikat, Euro, dalam mata uang Inggris, juga mata uang China dan emas. Total nilainya adalah 130 juta yuan.
Untuk menyembunyikan uang suapnya itu, ia membeli 2 rumah di Beijing dan Hohhot.
Suap demi Aliran Air
6. Suap demi Aliran Air
Ma Chaoqun pernah jadi penanggung jawab aliran air di Kota Beidaihe, Provinsi Heibei.
Dijuluki 'water tiger' alias macan air, media China melaporkan ia menuntut suap secara terbuka pada perusahaan-perusahaan yang baru buka di Beidaihe -- yang memerlukan air bersih dalam operasinya. Misalnya, hotel, pabrik, kantor partai dan pemerintah.
Jika uang yang diberikan dirasa kurang, niscaya pasokan air bersih akan dihapus. Setelah kejatuhannya, uang tunai senilai 120 juta, 37 emas, dan 68 sertifikat rumah miliknya disita.
Advertisement
Di Balik Manisnya Alkohol Maotai
7. Di Balik Manisnya Alkohol Maotai
Feng Yuexin, yang pernah menjabat sebagai kepala polisi di sejumlah departemen di Qingdao dihukum mati pada 2014 karena melindungi geng-geng kriminal.
Saat rumahnya digeledah, para penyelidik menemukan 1.853 botol Maotai, minuman asal China. Fang dilaporkan sebagai pecinta minuman beralkohol yang harganya bisa mencapai 80 ribu yuan atau 16 juta per botol.
Koleksi Maotai miliknya itu diperkirakan mencapai 2 juta yuan atau Rp 4 miliar. Feng juga dituduh telah menggelapkan uang rakyat.
Pejabat yang Punya 34 Rumah
8. Pejabat yang Punya 34 Rumah
Pada Desember 2013, Wu Zhizhong, pejabat senior di Inner Mongolia atau Mongolia Dalam divonis hukuman seumur hidup.
Wu diketahui punya 33 rumah di China, dan satu lainnya di Kanada. Ia memang pejabat tinggi, namun melihat penghasilannya, tak mungkin ia bisa memilikinya tanpa korupsi. Jika disatukan, kunci-kunci rumahnya bisa memenuhi satu tas.
Dalam ruang penyimpanan Wu di Beijing dan Hohhot, dilaporkan ada 2.000 bundel uang tunai, batang emas dan perak, lukisan serta dan jam tangan mahal.
Advertisement
Jenderal Pemilik 'Istana Terlarang'
9. Jenderal Pemilik 'Istana Terlarang'
Hasil investigasi jurnalis media Caixin, Wang Heyan menggegerkan seluruh negeri. Sebab, laporan tersebut menguak kehidupan mewah mantan petinggi militer, Jenderal Gu Junshan.
Majalah tersebut mengatakan, Gu memiliki sejumlah properti, termasuk sebuah rumah di Provinsi Henan, yang meniru bentuk istana kerajaan Tiongkok 'Forbidden City', dan berhias karya seni serta patung emas.
Belakangan, sang jenderal didakwa melakukan penyalahgunaan uang negara dan kekuasaan.
Jenderal Gu adalah mantan wakil kepala logistik militer China. Menjadi pejabat paling senior yang diadili di pengadilan militer sejak 2006. Ia dicopot dari jabatannya 2012 lalu dan sejak saat itu menjadi obyek penyelidikan.
"Gu Junshan dikenakan dakwaan korupsi, suap, penggelapan dan penyalahgunaan kekuasaan," demikian dikabarkan kantor berita Xinhua. (Ein/Tnt)