Liputan6.com, Boston - Peristiwa horor terjadi di Brigham and Women's Hospital di Boston, Amerika Serikat. Suasana lokasi tersebut pun berubah menjadi seperti zona perang ketimbang ruang gawat darurat setelah ada penembakan.
"Polisi datang sambil membawa senjata lengkap, membuat semua orang di sana berteriak ketakutan," ucap seorang saksi, James Pittelli seperti dikutip Liputan6.com dari CNN, Rabu (21/1/2015).
"Orang-orang tiarap. Beberapa lainnya menangis. Ini adalah situasi yang sangat nyata dan mengerikan," tambah dia.
"Seorang dokter dalam kondisi kritis, setelah ditembak dua kali dengan pistol kaliber 40 di rumah sakit Boston pada Selasa 20 Januari waktu setempat," ungkap Komisaris Polisi William Evans.
Evans menuturkan, tersangka datang ke lantai dua rumah sakit di Boston itu, tempat unit kardiovaskular. Lalu meminta berbicara dengan Dr Michael J Davidson yang menjadi sasaran tembaknya.
"Seorang dokter menyambanginya yang berada antara ruang tunggu dan kamar pemeriksaan, ssebelum ia ditembak," beber Evans.
"Rekan-rekannya kemudia membawanya ke ruang gawat darurat. Lalu diumumkan melalui pengeras suara bahwa sedang terjadi keadaan darurat yang mengancam jiwa," demikian seperti diberitakan Boston Globe.
Polisi kemudian diidentifikasi sebagai tersangka Stephen Pasceri. Pria 55 tahun yang berasal dari Millbury, Massachusetts.
"Saya kaget, saya tidak percaya itu. Dia adalah seorang pria seperti baik dan memiliki keluarga yang baik. Ini tidak masuk akal," ucap Michelle Piselli, tetangga Pasceri.
Setelah dilakukan penyisiran rumah sakit, Pasceri ditemukan tewas di sebuah ruangan. Dengan kondisi luka tembak yang diduga akibat bunuh diri. (Tnt/Sss)