Liputan6.com, Tokyo - Pihak Jepang mengatakan belum ada komunikasi lebih lanjut menjelang eksekusi 2 warganya yang menjadi sandera ISIS. Kelompok militan itu menuntut uang tebusan US$ 200 juta setara Rp 2,5 triliun sebagai ganti nyawa mereka. Negeri Sakura hanya punya waktu 72 jam untuk memenuhinya.
"Kami melakukan yang terbaik untuk berkomunikasi dengan ISIS, yang mengancam dalam sebuah video yang dirilis Selasa 20 Januari 2015, di mana dua warga negara Jepang akan dieksekusi mati dalam kurun waktu 72 jam jika perrmintaan mereka tak dipenuhi," ujar pihak berwenang seperti dikutip Liputan6.com dari CNN, Kamis (22/1/2015).
"Sejauh ini belum mendapat kabar dari pihak ISIS, kami juga tidak tahu bagaimana kondisi kedua sandera -- Kenji Goto dan Haruna Yukawa," ungkap Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga.
Ia mengaku pihaknya akan berkomunikasi dengan kelompok militan itu melalui pihak ketiga. Seperti pemerintah daerah atau pemimpin suku setempat. "Kami ingin menyelamatkan mereka sesegera mungkin," kata Suga.
Batas waktu 72 jam untuk menebus sandera Jepang itu akan berakhir pada Jumat pukul 14.50 waktu Tokyo atau 16.50 WIB.
Sementara itu, pemerintah Yordania menyatakan akan membantu Jepang untuk membebaskan Goto dan Yukawa. "Akan dilakukan upaya semaksimal mungkin," tutur Suga.
Yordania, salah satu negara Arab yang ikut ambil bagian dalam kampanye pemboman yang dipimpin AS terhadap ISIS, mengklaim sudah tahu cara menangani kelompok militan yang bulan lalu menangkap pilot asal negara, yang pesawatnya ditembak jatuh di Suriah.
Para pejabat Jepang telah berulang kali menekankan bahwa militer mereka, yang secara konstitusional dilarang mengambil tindakan selain untuk pertahanan diri di dalam negeri, tidak terlibat dalam serangan udara internasional, termasuk terhadap posisi ISIS di Suriah dan Irak.
Jumlah uang tebusan yang diminta kelompok militan itu sesuai dengan janji Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe baru-baru ini, yang akan menggelontorkan dana sebesar US$ 200 juta untuk membantu negara-negara yang terkena dampak ulah ISIS.
Suga pun menegaskan, bahwa dana dari Jepang untuk tujuan kemanusiaan, seperti membantu pengungsi, bukan tujuan militer.
Sebelumnya, PM Shinzo Abe berupaya semaksimal mungkin untuk membebaskan dua sandera warga Jepang, yang ditahan oleh kelompok Negara Islam (ISIS) yang menuntut uang tebusan US$ 200 juta atau setara Rp 2,5 triliun.
"Kami berpacu dengan waktu," kata PM Jepang seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (22/1/2015).
Ia juga telah menginstruksikan para pejabat Jepang untuk menggunakan semua jalur diplomatik, yang mungkin untuk mengupayakan pembebasan Kenji Goto dan Haruna Yukawa. (Ein)