Liputan6.com, Prancis - Amedy Coulibaly tewas di tangan polisi Prancis pada 9 Januari 2015, saat ia menyandera sejumlah orang di sebuah supermarket di Porte de Vincennes. Aksi teror yang dilakukannya hanya berselang sepekan setelah dua pelaku penembakan membabi buta di kantor majalah Prancis Charlie Hebdo, Kouachi bersaudara, ditembak polisi.
"Amedy Coulibaly telah dimakamkan di bagian pemakaman Muslim Thiais, Paris," kata sumber polisi seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Sabtu (24/1/2015).
Coulibaly diyakini memiliki sejarah panjang kriminal -- termasuk kasus narkoba -- dan memiliki hubungan dengan salah satu Kouachi bersaudara.
Dilansir dari Daily Mail, pria bersenjata yang membunuh seorang polisi wanita dan 4 sandera di supermarket halal di Paris itu dimakamkan di dekat ibukota Paris setelah negara kelahirannya menolak jasadnya.
Mali, kampung halaman Coulibaly menolak jasad teroris itu pada Rabu 21 Januari, sehari sebelum ia hendak dimakamkan di tanah kelahirannya di Bamako.
Awalnya keluarga Coulibaly telah meminta agar pemakaman dilakukan di kota kelahirannya di Mali, namun pemerintah negara itu tiba-tiba merubah keputusan sehari sebelum penguburannya. Pihak berwenang Afrika Barat tidak memberikan alasan penolakan tersebut.
Akhirnya, jenazah Coulibaly pun disimpan dalam lemari pendingin di Institut Forensik di Paris, hingga dikebumikan di Thiais.
"Ia akan dimakamkan di Prancis jika negara kelahirannya menolak untuk menerima jasadnya," tegas juru bicara pemerintah Prancis, Stephane Le Foll.
Sementara itu, kepolisian Prancis menjaga ketat pemakaman Cherif Kouachi pada Senin 19 Januari 2015 waktu setempat. Dia adalah salah satu pria bersenjata yang menyerang secara brutal kantor majalah satir Prancis, Charlie Hebdo.
"Kouachi dimakamkan tengah malam di kota asalnya Gennevilliers, Paris," ungkap Walikota Reims, Arnaud Robinet, seperti dilansir BBC.
Advertisement
"Saudara laki-laki dan sesama penyerang, Said Kouachi, juga sudah dimakamkan Jumat (16 Januari 2005) malam di Kota Reims," imbuh Robinet.
Sang walikota awalnya menentang pemakaman tersebut, namun ia terpaksa membiarkannya karena diharuskan secara hukum. Adapun kedua pria tersebut dimakamkan pada kuburan tanpa nama untuk mencegah kedatangan para fanatik. Namun tidak seorang pun keluarga Cherif Kouachi menghadiri pemakaman. (Tnt/Ein)