Liputan6.com, Havana Beberapa waktu belakangan, gaung dari rekonsiliasi hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Kuba terus terdengar. Pemulihan tersebut sepertinya tinggal menunggu waktu saja.
Hal ini karena eks pemimpin dan bapak revolusi Kuba, Fidel Castro telah mengeluarkan pernyataan positif terkait normalisasi tersebut. Menurutnya, Kuba siap bekerjasama dengan siapa pun tanpa terkecuali.
"Segala bentuk negosiasi atau solusi atas masalah kami dengan AS tidak bisa diselesaikan dengan cara pengerahan kekuatan, semua itu harus dilakukan sesuai norma dan prinsip-prinsip internasional," sebut Castro, seperti dikutip dari Reuters Selasa (27/1/2015).
"Kami akan terus membina kerjasama dan persahabatan dengan seluruh negara di dunia," sambung dia.
Potensi perbaikan hubungan bilateral Kuba dan AS, pertama kali terdengar pada 17 Desember tahun lalu. Ketika itu Pemerintah AS bertemu perwakilan dari Kuba demi membahas masalah itu.
Rekonsiliasi tersebut dilakukan dengan beberapa cara. Yaitu pencabutan sanksi ekonomi dan pertukaran narapidana antarkedua negara.
Langkah nyata perbaikan hubungan itu sudah terlihat saat AS mempromiskan perdagangan dan hubungan ekonomi dengan Kuba. Serta pembukaan akun Bank AS di negara Amerika Tengah ini.
Namun, normalisasi ini bukan berarti dapat dilaksanakan tanpa ada halangan. Halangan besar yang bisa membuyarkan perdamaian tersebut ialah permintaan Kuba agar AS berhenti mendanai kaum oposisi anti komunis serta permohonan Washington agar yang hidup dalam pengasingan di Kuba dikembalikan ke negaranya. (Mut)
Fidel Castro Restui Rekonsiliasi Hubungan Kuba dengan AS
Fidel Castro telah mengeluarkan pernyataan positif terkait normalisasi AS-Kuba.
Advertisement