Sukses

Prancis Buka Penyelidikan Kriminal AirAsia QZ8501

Otoritas Prancis menyatakan telah melakukan penyelidikan kriminal atas musibah jatuhnya AirAsia QZ8501 di Laut Jawa bulan lalu.

Liputan6.com, Prancis - Otoritas Prancis menyatakan telah melakukan penyelidikan kriminal atas musibah jatuhnya AirAsia QZ8501 di Laut Jawa bulan lalu. Kopilot berkebangsaan Prancis, Remi Immanuel Plesel disebutkan mengendalikan pesawat tersebut.

"Seorang hakim Prancis akan menyelidiki kemungkinan telah terjadi 'pembunuhan yang tidak disengaja' terkait kecelakaan AirAsia QZ8501 yang menewaskan 162 orang," demikian disampaikan sumber dari pengadilan pada Jumat 30 Januari waktu setempat seperti dikutip dari AsiaOne, Sabtu (31/1/2015).

Penerbangan QZ8501 dinyatakan hilang kontak dalam cuaca badai pada 28 Desember 2014 di Laut Jawa. Pesawat tersebut terbang dari Surabaya ke Singapura. Sejauh ini baru 72 jenazah yang ditemukan, dari 162 orang di dalam burung besi tersebut.

Pada Kamis 29 Januari, Komite Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT) Indonesia yang menganalisis kotak hitam AirAsia QZ8501 mengatakan, sebelum kecelakaan, pesawat itu naik dengan cepat di daerah dengan awan badai besar.

KNKT Indonesia juga mengungkapkan, Airbus A320-200 itu dikendalikan oleh kopilot Prancis, Remi Plesel sebelum jatuh. Bukan dikemudikan sang pilot Kapten Iriyanto, mantan pilot jet tempur yang telah memiliki sekitar 20 ribu jam terbang.

Secara terpisah keluarga Plesel di Prancis mengajukan tuntutan terhadap AirAsia Indonesia karena telah membahayakan kehidupan orang lain. Karena maskapai tersebut tak memiliki izin terbang dengan rute Surabaya-Singapura pada hari kecelakaan itu.

"Keluarga Remi Plesel itu sangat gembira atas investigasi kriminal ini. Kami berharap kebenaran akan terungkap. Ini akan memungkinkan kita untuk akhirnya mengajukan pertanyaan yang tepat," kata pengacara mereka, Eddy Arneton. (Tnt/Sss)