Liputan6.com, Tokyo - Rinko Jogo pedih mendapati akhir hidup suaminya yang tragis, Kenji Goto. Bagaimana tidak, sang suami yang merupakan jurnalis Jepang itu diduga dipenggal oleh kelompok radikal, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Video kematian Kenji disebar Sabtu pagi, 31 Januari 2015.
Meski pedih, namun Rinko mengaku bangga dengan sang suami. "Saya sangat bangga pada suamiku, yang melaporkan nasib orang-orang di daerah konflik, seperti Iraq, Somalia, dan Suria," kata dia lirih, seperti dilaporkan ABC News, Senin (2/2/2015).
"Itu adalah gairahnya, untuk menyoroti, khususnya lewat mata anak-anak, dan memberitahukan kita semua tentang tragedi dalam sebuah perang," imbuh dia.
Kenji berangkat ke Suriah pada akhir Oktober 2014 lalu, hanya beberapa minggu setelah kelahiran putri mereka. Tak lama kemudian, pria 47 tahun itu ditangkap para militan ISIS.
Setelah kematian Kenji, pemerintah Jepang memberlakukan pengamanan tingkat tinggi di bandara dan segala fasilitas negeri sakura yang berada di luar negeri, seperti kedutaan besar serta sekolah.
Pemerintah Jepang juga meminta para jurnalis dan warganya yang lain yang berada di daerah konflik untuk segera pergi mengingat risiko penculikan dan ancaman lainnya.
ISIS mengeksekusi jurnalis Jepang, Kenji Goto setelah memberikan tenggat waktu kepada Pemerintah Negeri Sakura untuk membayar tebusan senilai Rp 2,5 triliun. Perundingan antara kedua pihak mengalami buntu lantaran ISIS juga meminta anggota Al-Qaeda yang ditahan Yordania, Sajida al-Rishawi, untuk dibebaskan.
Video pemenggalan Kenji Goto dirilis pada Sabtu 31 Januari 2015 kemarin. Dalam sebuah rekaman bertajuk 'Pesan untuk Pemerintah Jepang', algojo ISIS yang berbicara dengan aksen mirip Inggris itu mengatakan, "Mimpi buruk untuk Jepang sudah dimulai," ujar sang eksekutor. (Ndy/Mut)
Advertisement