Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan bahwa berdiplomasi layaknya seperti main kartu. Artinya, bahwa Indonesia harus mengetahui, apa yang jadi milik Indonesia, terutama terkait dengan pengarahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi bahwa para Diplomat harus fokus pada diplomasi ekonomi.
"Berdiplomasi seperti main kartu, kita harus tahu semua kartu kita, dan kita berusaha membaca kartu pihak mitra kita," ujar Retno di Kantor Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (2/2/2015).
Retno mengatakan, bahwa pada situasi tertentu, maka kartu itu harus dikeluarkan. Namun, sebalik karena alasan suatu kepentingan, kartu itu perlu juga ditahan.
"Pada saat ada kepentingan, bisa saja bilang jangan keluarkan kartu dulu, karena kita punya kepentingan," kata Retno.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda ini menganalogikan diplomasi layaknya bermain kartu, lantaran dia menyebut Kemenlu merupakan kementerian teknis.
"Kita berada sebagai koordinator hubungan luar negeri. Tapi pada saat sudah masuk dalam urusan sifatnya teknis kita harus bergandeng tangan dengan kementerian lain. Pola seperti itu akan kita terapkan, dari mindset diplomasi Indonesia," kata Retno.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar para diplomat Indonesia fokus untuk melakukan diplomasi ekonomi.‎ Mereka diharapkan dapat mempromosikan berbagai produk dalam negeri ke pasar internasional.
Diplomasi ekonomi saat ini diperlukan dan penting bagi Indonesia. Sebab, kata Jokowi, dengan mempromosikan produk-produk yang dimiliki dan dijual ke negara-negara internasional, dapat membuat neraca perdagangan Indonesia yang tadinya defisit menjadi surplus. (Riz)
Menlu Retno Analogikan Diplomasi RI Seperti Main Kartu
Menlu Retno LP Marsudi mengatakan, bahwa pada situasi tertentu, maka kartu itu harus dikeluarkan.
Advertisement