Liputan6.com, New York - Raja Yordania, Abdullah II mempersingkat kunjungannya di Amerika Serikat untuk kembali ke Amman. Langkah tersebut diambil setelah beredarnya video pembakaran hidup-hidup pilot Yordania yang disandera kelompok ISIS.
Dalam pernyataan singkatnya, Raja Abdullah mengutuk pembunuhan pilot Moaz al-Kasasbe. Ia menyebut pembunuhan itu sebagai tindakan pengecut oleh kelompok yang tidak ada hubungannya dengan Islam.
"Ini merupakan teror pengecut oleh kelompok kriminal yang tidak ada hubungannya dengan Islam. Menjadi tugas semua warga untuk berdiri bersama," kata dia dalam pidato yang disiarkan di TV seperti dikutip dari BBC, Rabu (4/2/2015).
Dalam sebuah video yang beredar di dunia maya oleh kelompok militan itu, memperihatkan Moaz al-Kasasbe berada di dalam jeruji besi dan dibakar hidup-hidup. Rekaman berdurasi 22 menit tersebut pertama kali disebar lewat akun Twitter yang dikenal sebagai propaganda ISIS.
Pemerintah Yordania bertekad untuk menjatuhkan hukuman dan melakukan balas dendam atas kematian pilot tersebut.
Sementara itu Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan, jika video tentang pembunuhan tersebut benar, maka menjadi indikasi dari kebrutalan ISIS dan akan mendorong koalisi pimpinan Amerika Serikat untuk mengalahkan para militan itu.
Letnan Moaz al-Kasasbe ditangkap karena pesawatnya jatuh di dekat Raqqa, Suriah, pada Desember 2014. Ketika itu ia sedang melakukan misi serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS atas ISIS.
Ratusan orang berada di sebuah aula di pinggiran ibukota Amman, tempat keluarga dan teman Moaz al-Kasasbe berkumpul selama beberapa hari belakangan.
Sebelumnya, ISIS dilaporkan akan membebaskan Moaz al-Kasasbe jika seorang teroris perempuan bernama Sajida al-Rishawi yang sudah dijatuhi hukuman mati di Yordania dibebaskan. (Tnt/Mut)
Raja Yordania Kutuk Aksi ISIS Bakar Pilot Moaz al-Kasasbe
Pemerintah Yordania bertekad untuk menjatuhkan hukuman dan melakukan balas dendam atas kematian pilot Moaz al-Kasasbe yang dieksekusi ISIS.
Advertisement