Liputan6.com, Taipei - Pihak Administrator Penerbangan Sipil Taiwan (CAA) mengatakan pilot pesawat TransAsia sempat menyerukan tanda bahaya 'Mayday' sebelum pesawat yang dikemudikannya menabrak jembatan dan jatuh di Sungai Keelung, Taipei, Rabu pagi.
Dikutip Kantor Berita Taiwan, CNA, Kamis (5/2/2015), berdasarkan rekaman komunikasi antara kokpit dan menara kontrol yang didapat pihak CAA menyatakan pilot berteriak "Mayday" tiga kali pada pukul 10.54 waktu Taiwan atau tak lama setelah lepas landas dari Bandar Udara Songshan, Taipei.
Dalam rekaman itu tidak disebutkan adanya petunjuk lain tentang apa yang mungkin terjadi. Sehingga menyebabkan pesawat menukik dan menghantam badan jembatan.
Menurut CAA, Dewan Keamanan Penerbangan akan menyelidiki penyebab kecelakaan itu. "CAA akan membuat penilaian lebih lanjut," kata Direktur Jenderal CAA Lin Tyh-ming.
Lin menjelaskan pesawat nahas itu baru menyelesaikan serangkaian tes keselamatan penerbangan pada 26 Januari 2014. Hal itu juga bagian dari upaya TransAsia dalam memodernisasi armada penerbangannya.
Pesawat nahas tersebut dibeli TransAsia pada tahun 2012.
Kecelakaan pesawat tersebut merupakan yang kedua kalinya menimpa maskapai penerbangan TransAsia dalam tujuh bulan terakhir. Pada Juli 2014, pesawat TransAsia ATR72-500 jatuh di Pulau Penghu, Taiwan, yang menewaskan 48 orang penumpang.
Hingga kini, belum didapat kepastian mengenai adanya WNI sebagai penumpang di pesawat nahas tersebut.
Operasi penyelamatan terus dilakukan hingga malam ini. sebuah alat berat atau Crane berupaya mengangkat bagian belakang dan tengah pesawat dari dalam air. Di bagian depan, di mana ada 17 orang diyakini terperangkat, masih belum diangkat tim evakuasi.
Sedikitnya 25 orang tewas dalam kecelakaan ini. TransAsia mengatakan 16 korban telah ditarik keluar dari reruntuhan setelah pesawat nahas ini. Cuaca dingin dan naiknya permukaan air jadi penghambat tim dalam melakukan evakuasi para korban.
"Kami tak yakin menemukan korban selamat," kata pejabat setempat. (Ali)
Advertisement