Liputan6.com, Jakarta - Menjaga keharmonisan hubungan kehidupan bernegara dengan negara tetangga, tak ubahnya kehidupan miniatur rumah tangga di kehidupan masyarakat. Ada kalanya terjadi perselisihan. Begitu juga hubungan diplomatik antara pemerintah Indonesia dengan negara tetangga Malaysia.
Hubungan diplomatik antara kedua negara ini pasang surut sejak Indonesia merdeka. Selalu saja ada masalah yang memicu hubungan kedua negara ini memanas. Kasus teranyar adalah sebuah iklan komersil yang melecehkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Â
Iklan yang dibuat oleh perusahaan swasta RoboVac Malaysia itu, berisi tentang alat pembersih di Malaysia yang bertuliskan "Fire your Indonesian Maid Now!" (Pecat Pembantu Indonesia Anda Sekarang!). Jelas, iklan ini merendahkan warga Indonesia.
Yang menyedihkan, iklan ini muncul menjelang Presiden Joko Widodo akan melakukan lawatan ke 3 negara. Yakni Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina pada 5-10 Februari 2015. Padahal kedatangan Presiden Jokowi jelas untuk memperkokoh hubungan kedua negara.
"Penting kedua bangsa dan negara untuk terus memperkokoh people-to-people links agar kedua bangsa dapat lebih saling menghormati dan menghargai satu sama lain, terlebih lagi di saat negara-negara ASEAN akan segera memasuki tatanan Komunitas ASEAN," ujar Duta Besar RI untuk Malaysia Herman Prayitno dalam keterangan tertulisnya, Rabu 4 Februari lalu.
Namun iklan tesebut tidak menganggu kunjungan bilateral sejak presiden yang akrab disapa Jokowi itu menjabat sebagai presiden ke negara-negara ASEAN. Bahkan, Jokowi yang didampingi beberapa menteri Kabinet Kerja itu akan bermalan selama 2 hari di Malaysia.
"Dijadwalkan Presiden akan tiba di sana pukul 16.00 waktu Malaysia. Sejak tiba di Bandara Kuala Lumpur, rombongan Presiden Jokowi akan langsung disambut PM Malaysia Najib Razak kemudian dilakukan upacara kenegaraan. Kemudian lagu kebangsaan 2 negara dikumandangkan," ujar Kepala Protokol Negara, Ahmad Rusdi di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis 5 Februari.
Malam harinya, Presiden akan bersilaturahmi dengan Yang di-Pertuan Agong di Istana Negara Malaysia. Di sana akan diselenggarakan jamuan santap malam pukul 20.00 waktu setempat.
Selain menggelar pertemuan bilateral, Presiden Jokowi akan bertemu sejumlah TKI dan berdialog secara langsung. "Tidak hanya dengan tenaga kerja dan buruh migran di Malaysia, Presiden juga bertemu WNI di Brunei dan Filipina," ungkap Rusdi.
Nota Protes
Setelah mengetahui iklan bernada melecehkan itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pun ambil tindakan. Tidak hanya mengirim nota protes, Menlu juga memanggil pejabat kedutaan Malaysia ke kantor Kemlu.
"Begitu kita mengetahui ada iklan tersebut kita langsung melakukan kontak dengan kedutaan kita di Kuala Lumpur untuk segera menyampaikan protes," sebut Retno, Rabu 4 Februari lalu.
"Kita telah menanggil kuasa usaha sementara kedutaan Malaysia ke Kemlu dan kita menyampaikan protes keras terhadap adanya iklan tersebut," sambung dia.
Nota protes KBRI di Kuala Lumpur ini dikirimkan kepada Kementerian Luar Negeri Malaysia dan melaporkan secara resmi permasalahan ini ke Kantor Kepolisian Wilayah Selangor.
"Itu sudah ada surat protes tentunya kita nunggu surat protes. Nanti kita ketemu dubesnya, Pak Herman Prayitno, Bu Menlu juga sudah mendahului," kata Rusdi.
Dalam keterangan tertulisnya, Kamis 5 Februari, KBRI di Kuala Lumpur melayangkan somasi pada 4 Februari 2015. Langkah somasi ditempuh karena iklan tersebut sangat provokatif, diskriminatif, dan juga merendahkan martabat rakyat Indonesia.
KBRI menuntut perusahaan RoboVac Malaysia agar segera menghancurkan seluruh materi iklan 'Pecat Pembantu Indonesia' itu, baik berbentuk standing banner maupun materi lain. Termasuk website resmi perusahaan tersebut, neatrobotcleaner.com.my.
Selain itu, KBRI juga menuntut agar perusahaan RoboVac Malaysia segera menyampaikan permintaan maaf kepada publik melalui 3 surat kabar terbesar di Malaysia dengan ukuran tidak kurang dari setengah halaman.
Perusahaan itu diberi batas waktu hingga 7 hari sejak somasi ini dilayangkan untuk memberikan tanggapan. Apabila dalam 7 hari perusahaan tidak memberikan tanggapan, KBRI akan mengambil langkah hukum sesuai undang-undang Malaysia.
Pada 4 Februari 2015 retainer lawyer KBRI dan staff telah mendatangi kantor perusahaan pemasang iklan, namun kantor tersebut didapati dalam keadaan tutup, gelap, dan tidak ada aktivitas sama sekali. Tidak diketahui mengapa kantor tersebut tutup. Selain tutup, banner iklan juga telah diganti dan tidak dijumpai lagi iklan yang dipermasalahkan.
Iklan bernada merendahkan martabat Indonesia ini juga mendapat reaksi dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. Pria yang akrab disapa JK itu meminta perusahaan tersebut meminta maaf kepada Indonesia dan mencabut iklan tersebut.
"Harus tarik saja, harus minta maaf. Memang kita tidak bisa mengontrol, etikanya saja yang salah itu," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu 4 Februari 2015.
JK menjelaskan, iklan memang dibuat sebagus mungkin untuk menarik perhatian masyarakat. Tapi aspek etika tidak bisa diacuhkan. Pihak pemerintah sendiri akan meminta penjelasan lebih lanjut kepada Malaysia.
"Itu kan iklan, berarti ingin menarik perhatian, komersial tapi tidak etis. Ya kita baru minta penjelasan lebih lanjut. Kita tidak bisa bertindak karena hanya iklan seperti itu saja," tandas JK.
Kecaman juga datang dari Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. Menurut dia iklan itu merendahkan martabat bangsa. "Kita harus melakukan protes keras, karena merendahkan martabat negeri. Kita sangat tersinggung," tegas Yasonna, di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis 5 Februari.
Â
Dia berpendapat, iklan tersebut sangat tidak etis karena Jokowi hendak berkunjung ke negara tersebut. Karena itu, ia meminta agar Pemerintah Malaysia menegur perusahaan tersebut.
"Parahnya kan pas mendekati presiden datang ke sana. Ini kan tidak patut. Karena ini dilakukan swasta, saya kira biarlah pemerintah di sana yang menegur. Kita melayangkan protes saja pada dia," ungkap Yasonna.
Politisi PDIP itu mengatakan, ini bukan pertama kalinya Indonesia disindir Malaysia. Tidak dipungkiri, TKI turut berkontribusi dalam perkembangan perekonomian di Malaysia.
"‎Saya kira saudara kita yang bekerja di sana juga memberikan sumbangsih. Kalau saudara kita pergi, ekonomi mereka juga bisa kolaps kok. Banyak warga kita yang bekerja di sana. Kalau memang ada saudara kita jadi pembantu dan di sektor formal, perkebunan. Itu membantu mereka juga. Jadi saling menghargai dong. Kan negara tetangga," tegas Yasonna.
Sikapi Kepala Dingin
Berbeda dengan JK dan Yasonna, Menteri Tenaga Kerja Hanif Daikiri justru meminta agar menyikapi iklan pelecehan TKI ini dengan kepala dingin.
"Kita tentu sangat tidak nyaman dan menyayangkan adanya iklan tersebut yang bernada merendahkan warga kita. Tetapi kita tetap harus berkepala dingin agar persoalan itu ditangani serius oleh otoritas setempat, dan sekaligus memastikan agar hal serupa tidak terjadi lagi," ujar Hanif melalui pesan tertulis di Jakarta, Kamis 5 Februari.
Menurut dia, dalam konteks kenegaraan, hubungan Indonesia dengan Malaysia selama ini cukup baik. Karena itu jangan sampai pihak-pihak tertentu memanfaatkan iklan tersebut mengganggu hubungan baik selama ini.
"Kedua negara berkewajiban untuk menjaga marwah satu sama lain dan saling menghormati. Jangan sampai pihak-pihak tertentu, dengan iklan semacam itu mengganggu hubungan baik Indonesia-Malaysia selama ini," ucap dia.
Namun Hanif menyatakan telah mengirim pesan kepada Menaker Malaysia Dato Sri Richard Riot, agar memberi perhatian terhadap masalah tersebut dan membantu menanganinya secara serius untuk kebaikan hubungan kedua negara.
"Respons beliau positif akan membantu penyelesaian masalah tersebut melalui otoritas setempat yang terkait," pungkas Hanif. (Ali)
Pelecehan PRT di Negeri Jiran
Yang menyedihkan, iklan pelehan PRT Indonesia ini muncul jelang Presiden Jokowi lawatan ke Malaysia.
Advertisement