Liputan6.com, Amman - Eksekusi mati yang dilakukan ISIS terhadap pilot Yordania Moaz al-Kasasbe membuat Raja Yordania Abdullah II geram. Dia bahkan dikabarkan siap menerbangkan jet tempurnya sendiri untuk menggempur markas kelompok radikal tersebut.
Sejak pembakaran Moaz, Yordania langsung melancarkan balas dendam dengan mengeksekusi mati 2 terpidana yang merupakan 'saudara' dari ISIS. Negara tersebut juga memborbardir sejumlah markas ISIS dengan menggunakan jet tempur.
Menteri Dalam Negeri Yordania Hussein Majali menegaskan langkah itu hanyalah permulaan. Kata dia, Yordania siap bertempur habis-habisan dengan mengerahkan seluruh militernya demi membumibinasakan ISIS.
"Yordania berhak untuk melancarkan balasan. Kami akan mengejar di mana pun mereka berada," cetus Majali, seperti dimuat Al-Arabiya, Minggu (8/2/2015).
"Pembunuhan terhadap pilot jet tempur kami merupakan titik balik bagi Yordania untuk bangkit menghadapi kejahatan mengerikan yang dilakukan organisasi pengecut seperti ISIS," imbuh dia.
Yordania bersama sekutu utamanya, Amerika Serikat baru-baru ini melancarkan serangan udara ketiga sejak eksekusi terhadap Moaz. Sejumlah sarang ISIS dilaporkan hancur.
ISIS baru-baru ini juga mengatakan bahwa seorang perempuan asal AS Kayla Jean Mueller dilaporkan tewas akibat serangan udara Yordania di Raqqa, Suriah.
Juru bicara Presiden Barack Obama mengatakan pihaknya tengah berusaha keras mencari informasi soal Mueller. Sejauh ini, belum ada fakta yang menunjukkan wanita itu sudah tewas.
Sementara, Yordania membantah serangan udara dari pihaknya telah menyebabkan warga AS tewas. "Ini merupakan propaganda kriminal. Kita tak bisa percaya begitu saja," demikian pernyataan pemerintah Yordania.
Saat ini, Yordania menyatakan pihaknya akan memperluas serangan udara dari Suriah ke Irak demi membabat habis militan ISIS. (Riz/Ado)
Balas Dendam, Yordania Gempur Habis-habisan Markas ISIS
Raja Yordania Abdullah II dikabarkan siap menerbangkan jet tempurnya sendiri untuk menggempur markas ISIS.
Advertisement