Liputan6.com, Sisiia - Puing kapal kuno dari masa 2.600 tahun lalu ditemukan di perairan Sisilia, Italia. Sekitar 300 meter dari Pelabuhan Gela. Diduga, di masa lalu, ia karam sebelum sampai tujuan akibat terjangan badai.
Di dalam bahtera yang diduga berlayar dari Asia Keci (Anatolia) itu, ditemukan 39 batangan logam campuran berwarna kemerahan. Entah apa pastinya, namun dari warnanya, benda itu diduga metal 'ajaib' yang ada hubungannya dengan mitos kota Atlantis yang Hilang: orichalcum.
Orichalcum disebut-sebut punya peran sebagai salah satu faktor yang membuat peradaban Atlantis terlampau maju di zamannya.
"Kita tahu soal orichalcum dari naskah-naskah kuno dan sejumlah objek ornamental," kata Sebastiano Tusa dari Sea Office Sisilia kepada Discovery News. "Namun, sejatinya ia tak pernah ditemukan," tambah dia seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Senin (9/2/2015). Dengan kata lain, logam itu masih jadi misteri yang belum terpecahkan.
Lepas dari mitos 'keajaiban' logam itu, juga tentang legenda Atlantis, orichalcum sudah lama jadi bahan perdebatan di kalangan arkeolog.
Tusa sendiri tak berani memastikan bahwa orichalcum lah yang ditemukan dari dalam kapal. Ia mengatakan, analisis lebih lanjut mutlak diperlukan. Apalagi, kapal tersebut belum berhasil diekskavasi.
Nama orichalcum berasal dari Bahasa Yunani, oreikhalkos yang secara harfiah berarti 'gunung tembaga' atau 'gunungan tembaga'.
Orichalcum kali pertama disebut oleh Hesiod pada Abad ke-7 Sebelum Masehi. Logam itu juga ada dalam himne Homeric yang didedikasikan untuk Dewi Aphrodite.
Sementara, dalam Bahasa Romawi disebut 'aurichalcum' yang berarti tembaga emas. Dalam tulisan Cicero, logam yang disebut orichalcum, penampakannya mirip emas, namun nilainya lebih rendah.
Advertisement
Selanjutnya: Legenda atau Nyata?...
Legenda Atau Nyata?
Legenda Atau Nyata?
Filsuf Yunani Kuno, Plato membuat orichalcum tenar saat ia menyebut logam itu dalam dialognya yang berjudul 'Critias'. Konon, kata dia, tanah air Bangsa Atlantis dihiasi cahaya merah yang berasal dari orichalcum.
Yang menonjol adalah kuil kuno Dewa Poseidon di Atlantis, yang katanya, "kilauan cahaya merah orichalcum memancar dari permukaannya." Â
Dan di pusat kuil itu ada pilar orichalcum yang berukir isi hukum Poseidon.Â
Orichalcum yang dianggap logam paling berharga kedua setelah emas, konon ditemukan dan ditambang di banyak wilayah di Atlantis pada zaman kuno.
Seperti halnya Atlantis dan peradabannya, logam itu lenyap tersapu ombak dahsyat dalam sebuah bencana mahadahsyat.
Penemuan orichalcum sebelumnya dikaitkan dengan raja pertama Thebes yang juga seorang alkemis, Cadmus. Sementara, Plato lah yang menghubungkannya dengan Atlantis.
Hingga saat ini, Atlantis masih dianggap mitos. Sebab, belum ada bukti sahih soal keberadaannya. Namun, ada yang mengaitkan kota itu dengan reruntuhan peradaban masa lalu yang juga binasa, Minoa, yang ditemukan di pulau vulkanik Santorini.
Selanjutnya: Fakta Temuan...
Advertisement
Fakta Temuan
Fakta Temuan
Legenda menyebut, orichalcum adalah campuran tembaga, emas, dan perak. Sementara para arkeolog yakin, orichalcum merupakan campuran yang mirip dengan kuningan. Namun, kuningan sama sekali tak cocok dengan penggambaran dalam teks 'Critias'.
Sementara, logam yang ditemukan di kapal karam, meski penampakannya mirip orichalcum, namun bahan pembentuknya berbeda.Â
Analisis pancaran radiasi sinar-X yang dilakukan di Italia mengindikasikan, logam yang ada dalam kapal adalah campuran dari seng (sekitar 15-20 persen), arang dan tembaga (75-80 persen). Juga dilaporkan ada jejak nikel, timah, dan besi.
Sebastiano Tusa dari Sea Office mengatakan, lepas dari legenda Atlantis, keberadaan logam dari kapal kuno mengonfirmasi status Gela sebagai pusat kerajinan di masa lalu.
"Memberikan kita banyak informasi berharga tentang sejarah perekonomian Sisilia kala lampau," tambah dia. (Ein/Riz)