Sukses

Obama Benarkan Kematian Kayla Mueller yang Disandera ISIS

Menurut Presiden Obama, Amerika Serikat akan menyeret ke pengadilan orang atau kelompok yang membunuh Kayla Mueller.

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Barack Obama membenarkan kematian pekerja bantuan dari Amerika Serikat, Kayla Jean Mueller, yang disandera selama 18 bulan oleh kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

"Amerika akan menyeret ke pengadilan orang atau kelompok yang membunuh Mueller," tegas Obama dalam sebuah pernyataan di Gedung Putih, Washington DC, AS, seperti dilansir BBC, Rabu (11/2/2015).

Sebelumnya pada Jumat pekan silam 6 Februari 2015, kelompok ISIS yang sekarang menamakan diri sebagai Islamic State atau Negara Islam menyatakan bahwa Kayla Mueller tewas akibat serangan udara yang dilancarkan Yordania. Namun pihak AS mengatakan bahwa tidak ada bukti kuat yang mendukung pernyataan tersebut.

Juru bicara Gedung Putih, Josh Ernest, mengatakan terlepas bagaimana Mueller meninggal dunia, kelompok Negara Islam harus bertanggung jawab. "Mereka (ISIS) bertanggung jawab atas keselamatan Mueller dan karenanya mereka bertanggung jawab atas kematiannya."

Ernest mengatakan pula, saat ini setidaknya seorang warga AS menjadi sandera di Timur Tengah. Hanya saja ia menolak merinci sandera yang dimaksud.

Kepada AP, seorang pejabat intelijen AS menyatakan Mueller tidak tewas dalam serangan udara Yordania.

Mueller, yang berusia 26 tahun, diculik saat melakukan kegiatan kemanusiaan di Aleppo, Suriah, pada 2013.

Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan Amerika 'tidak akan goyah' dalam upaya menumpas Negara Islam atau ISIS, kelompok yang ia sebut melakukan 'pelecehan besar-besaran terhadap dunia yang beradab'. (Ans)