Liputan6.com, Texas - Badai es tengah melanda negara bagian Texas pada hari Senin 22 Februari waktu setempat, memutuskan aliran listrik ke ribuan rumah, dan membuat kota menjadi gelap gulita. Tak hanya itu, ratusan kecelakaan lalu lintas juga terjadi dan menyebabkan lebih dari 1.500 pembatalan penerbangan.
Badai, yang disertai angin kencang dan hujan es, membuat jalan raya tertutup dengan lapisan es. Pihak berwenang menyarankan warga untuk menjauhi jalan-jalan agar tak tergelincir.
Cuaca dingin itu diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari mendatang, membuat jalan semakin licin untuk dilintasi.
"Bagian besar dari Selatan Amerika, Arkansas ke North Carolina diperkirakan mengalami suhu beku dan badai musim dingin pada hari Senin," kata layanan cuaca setempat, National Weather Service seperti dimuat Reuters, Selasa (24/2/2015).
"Salju dan hujan es jatuh bagian New Mexico, dan Colorado, Utah dan Arizona utara juga berada di bawah peringatan badai musim dingin," jelas layanan cuaca.
Menurut situs FlightAware.com, di Bandara Internasional Dallas atau Fort Worth, salah satu bandara tersibuk di Amerika Serikat dan pangkalan American Airlines, hampir 1.100 penerbangan dibatalkan mulai pukul 15.00 CST. Di Love Field di Dallas, bandara utama untuk Southwest Airlines, lebih dari 100 penerbangan dibatalkan.
"Di Tennessee, sedikitnya 22 orang tewas dalam beberapa hari terakhir karena kondisi musim dingin ekstrem," demikian pernyataan Badan Penanganan Kondisi Darurat Texas (State's s Emergency Management Agency)
"Sebelas orang tewas di Kentucky akibat turunnya salju dan es sejak 16 Februari 2015," kata para pejabat.
Sekolah-sekolah di Texas, sekitar Dallas dan Fort Worth, salah satu daerah metropolitan AS terbesar akhirnya ditutup pada hari Senin. Sementara lalu lintas di jalan raya mulai terlihat sepi.
Truk berisi garam pun dikerahkan di Oklahoma, untuk meluruhkan es dan salju yang melapisi jalanan hingga ketebalan 1 inchi. (Tnt/Ein)
Advertisement