Liputan6.com, Lima - Kejaksaan Peru resmi menyatakan mantan Jenderal Daniel Urresti sebagai otak di balik pembunuhan seorang jurnalis Hugo Bustios, 26 tahun lalu. Keputusan pengadilan tersebut sontak mengegerkan negara di Amerika Selatan itu.
Hal ini disebabkan Urresti tengah mendulang popularitas tinggi karena berhasil menjadi menjalakan tugas Menteri Pertahanan dengan sangat baik. Bahkan nama Urresti saat ini digadang-gadang untuk bertarung di dalam Pemilihan Presiden Peru.
Menurut Jaksa yang menangani kasus Urresti, Luis Landa, dari investigasi serta bukti yang mereka kumpulkan eks kepala intelijen Peru tersebut adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian Bustios.
Mengetahui hal tersebut, Urresti segera merespons. Melalui twitternya, ia bersikeras menyatakan tidak bersalah. Demikian dilansir dari CBS News, Senin (2/3/2015).
Tidak hanya itu, diyakini Urresti, ada motif politik di balik kasus yang merusak nama baiknya itu. Sebab, Urresti mengatakan, sampai sekarang Pengadilan Peru tidak pernah memberi tahu langsung soal hasil dari investigasi.
Bustios semasa hidupnya bekerja sebagai koresponden di majalah lokal Peru, Caretas. Ia tewas di Kota Huanta ketika tengah menjalani tugas peliputan.
Kota ini merupakan pusat dari perang saudara Peru di periode 1980an. Bustios diketahui meregang nyawa dengan cara ditembak sesudah tewas, jenazahnya dihancurkan mengunakan granat.
Terkait kasus ini dua orang Tentara Peru telah dijebloskan ke dalam penjara. Salah satu dari tentara ini Amador Vidal-lah yang membeberkan bahwa Urresti merupakan pihak yang merencanakan pembunuhan Bustios. (Ger/Yus)
Bakal Capres Peru Jadi Tersangka Pembunuhan Jurnalis
Keputusan pengadilan tersebut sontak mengegerkan negara yang terletak di Amerika Selatan itu.
Advertisement