Sukses

Penyelamatan Dramatis Penerjun Payung yang Pingsan di Udara

Salah seorang penerjun payung itu terlihat kejang-kejang di udara lalu pingsan di langit Australia Barat.

Liputan6.com, Sydney - Upaya penyelamatan dramatis seorang penerjun payung yang pingsan di langit Australia Barat terekam oleh kamera yang melekat di helm salah satu dari mereka. Detik-detik penyelamatan tersebut kemudian diunggah ke situs YouTube.

Dilansir dari ABC News, Senin (2/2/2015), dalam rekaman yang sudah ditonton hingga 1 juta kali di situs berbagi video itu, terlihat seorang pria melompat keluar pesawat sebelum akhirnya mengalami kejang-kejang dan tak sadarkan diri.

Insiden mencengangkan tersebut kemudian berakhir dengan seorang instruktur penerjun yang mencoba untuk membuka parasut peserta yang pingsan itu. Upaya itu dilakukan 2 kali.

Penerjun yang pingsan itu diketahui bernama Christopher. Ia sudah mengikuti program pelatihan terjun payung sejak November 2014.

Menanggapi insiden mendebarkan itu, Manajer Bisnis sekaligus Kepala Instruktur dari WA Skydiving Academy Robin O'Neill mengatakan Christopher sebenarnya adalah mahasiswa yang sempurna.

"Di saat akan terjun, ia menderita kejang-kejang dan tubuhnya berbalik dengan posisi punggung menghadap ke bawah," ujar O'Neill.

Instrukturnya saat itu, Sheldon McFarlane, berhasil menahan Christopher dan menarik tali pembuka parasutnya.

"Ia kemudian sadar ketika mengudara dengan parasut sebelum akhirnya mendarat," jelas O'Neill. "Pas mendaratnya di kawasan Pinjarra," tutur O'Neill.

Menurut O'Neill, pihak sekolahnya telah menanyakan para siswa sebelum 'mengudara', jika mereka memiliki gangguan kesehatan atau kondisi seperti epilepsi.

"Dalam suratnya, Christopher menulis dengan khusus bahwa ia dalam keadaan sehat untuk terjun payung. Padahal kenyataannya tidak," ungkap dia.

Menanggapi tayangan penyelamatan dramamtis yang beredar di YouTube, O'Neill mengaku kalau perusahaannya memiliki mekanisme keselamatan dalam situasi tersebut. Selain itu, parasut dilengkapi dengan perlengkapan yang memiliki komputer dan sangat sensitif pada ketinggian dan kecepatan.

"...Tapi kita tidak tergantung pada peralatan mekanis untuk melakukan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh instruktur terjun bebas yang layak," ungkap O'Neil. (Tnt/Ado)