Liputan6.com, Amsterdam - Puing-puing pesawat Malaysia Airlines MH17 ditata di dalam hanggar di Pangkalan Gilze-Rijen, Belanda. Ada sayap yang patah, roda yang copot, serpihan besar dinding kabin, barang-barang yang jatuh dari bagasi. Juga cuilan logam yang tergores, robek, dan terpelintir. Sebagian bahkan berwarna kehitaman akibat hangus terbakar.
Setiap potongan dan kepingan diberi label. Hanya bagian kokpit yang disembunyikan dari mata dan kamera para jurnalis. Sebab, bisa jadi, bagian itu mengandung bukti vital. Â
Sekitar 500 orang dari sejumlah negara diundang, untuk menyaksikan pesawat yang pernah mengangkut keluarga dan kerabat mereka -- yang tak pernah sampai ke tujuan. MH17 hancur akibat ledakan di langit Ukraina Timur dalam perjalanan dari Amsterdam, Belanda ke Kuala Lumpur, Malaysia, 17 Juli 2014. Sebanyak 298 orang di dalamnya tewas.
Mereka yang kehilangan nyawa dalam kecelakaan MH17 berasal dari 11 negara. Mayoritas, atau sekitar dua pertiganya, adalah warga negara Belanda.
Untuk sebagian keluarga dan kerabat, itu adalah kali pertamanya mereka menyaksikan puing-puing MH17. Hans salah satunya. Ia berencana menyaksikan puing-puing tersebut Sabtu depan. Pria Belanda tersebut kehilangan putranya, Elsemiek dalam kecelakaan tragis itu.
Pun dengan Silene Fredriksz-Hoogzand, yang kehilangan putranya, Bryce yang bepergian dengan sang pacar, Daisy Oehlers.
"Puing-pung itu dikembalikan ke sini, ke dekat rumah. Di situ lah mereka menghabiskan jam-jam terakhir dalam hidup," kata dia seperti Liputan6.com dari BBC, Rabu (4/3/2015).
Di sisi lain, menyaksikan puing-puing tersebut terlalu berat bagi Yasmine Calehr, yang kehilangan 2 cucu lelakinya di MH17. "Aku tak akan sanggup melihatnya," kata nenek yang tinggal di Texas, Amerika Serikat, seperti dikutip dari Guardian.
Meski puing-puing pesawat ditemukan, penyebab pasti kecelakaan tragis tersebut belum ditentukan. Para penyelidik Belanda fokus pada dugaan bahwa MH17 ditembak jatuh menggunakan rudal. Diduga misil tersebut diluncurkan dari peluncur udara ke udara, Buk.Â
Laporan awal yang dikeluarkan September lalu menyebut, obyek dengan kecepatan tinggi menghancurkan Boeing 777 di atas kawasan yang dikuasai pemberontak pro-Rusia.
Aparat Ukraina, juga pihak Barat menuding Rusia menyuplai rudal untuk kelompok separatis. Namun, pihak Moskow membantah mentah-mentah dan balas menunjuk Kiev sebagai biang keladi. Â
Dewan Keselamatan Belanda atau Dutch Safety Board memimpin penyelidikan sipil atas tragedi MH17. Laporan akhir akan mereka keluarkan Oktober 2015.
Juru bicaranya, Sara Vernooij mengatakan, para ahli mulai menyatukan bagian-bagian pesawat, untuk membantu para penyelidik menentukan derajat kerusakan dan pada akhirnya akan menentukan penyebab celaka. (Ein/Mut)
Advertisement