Sukses

Wajah Dubes AS Dapat 80 Jahitan, Pria Korsel Berpisau Dibekuk

"Orang itu datang... Dia berteriak sesuatu, menuju ke Duta Besar dan mengarahkan pisaunya miring ke wajah Pak Dubes," kata saksi mata.

Liputan6.com, Seoul - Tak lama setelah insiden penyerangan Dubes AS untuk Korea Selatan (Korsel), polisi setempat berhasil menangkap si pelaku. Penyerang mengenakan pakaian tradisional Korea dan berteriak bahwa Korea Utara dan Korea Selatan harus bersatu kembali, sebelum menyerang Mark Lippert.

Dia juga berteriak menentang latihan militer gabungan AS-Korea Selatan yang dimulai pekan ini.

"Saya melakukan aksi teror," teriak Kim ketika ia kemudian dilumpuhkan ke lantai oleh peserta acara lainnya, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (5/3/2015).

"Orang itu datang... Dia berteriak sesuatu, menuju ke Duta Besar dan mengarahkan pisaunya miring ke wajah Pak Dubes," kata saksi mata bernama Michael Lammbrau dari Arirang Institute think tank.

Lammbrau menyebutkan, Kim berteriak tentang persatuan Korea setelah ditahan. "Kedengarannya dia seperti anti-Amerika, anti-imperialis, hal semacam itu," ucap dia.

"Duta Besar bertarung dengannya dari tempat duduknya... Ada jejak darah di tertinggal," tambah Lammbrau.

Setelah ditangkap, polisi mengidentifikasi penyerang berusia 55 tahun bernama Kim Ki-jong. Sebelumnya pada tahun 2010, Kim berusaha menyerang duta besar Jepang untuk Seoul dengan melemparkan sepotong beton.

"Ia diberi hukuman penjara yang ditangguhkan," ucap salah satu polisi.

"Pada bulan Juli 2010, Kim menerima penangguhan hukuman 2 tahun penjara akibat melemparkan sepotong beton pada Duta Besar Jepang untuk Korea Selatan," tulis Yonhap.

Saksi dan polisi mengatakan Kim menggunakan pisau buah kecil dalam serangan, yang terjadi di dalam sebuah pusat seni pemerintah yang berada di seberang jalan kedutaan besar AS yang dijaga ketat dalam rangka seremonial utama Korea Selatan.

Saat diinterogasi di tahanan, Kim mengatakan ia bertindak sendirian. Kantor berita Korea Selatan Y, melaporkan dia sebagai bagian dari kelompok yang telah memotong dan membakar bendera AS di kedutaan di Seoul pada tahun 1985.

"Kim adalah anggota dari kelompok pro-kemerdekaan Korea yang hadir di acara itu," kata polisi.

Dia juga disebutkan pernah memprotes Jepang atas pulau-pulau sengketa yang dikenal sebagai Dokdo di Korea dan Takeshima di Jepang.

Menurut blognya, Kim disebutkan sebagai bagian dari demonstrasi kecil anti-Jepang kecil pada 1 Maret di dekat lokasi serangan terhadap Lippert.

Berbicara di Uni Emirat Arab, Presiden Korea Selatan Park Geun-hye menyebut insiden itu sebagai serangan terhadap aliansi Korea Selatan-AS.

Sementara Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Marie Harf menyesalkan peristiwa tersebut.

"Kami sangat mengutuk tindakan kekerasan ini. Duta Besar sedang dirawat di rumah sakit setempat. Lukanya tidak mengancam jiwa," kata Harf seperti dikutip dari CNN.

80 Jahitan

2 dari 2 halaman

80 Jahitan

80 Jahitan

Duta Besar AS untuk Korea Selatan Mark Lippert yang diserang oleh nasionalis Korea di Seoul pada Kamis pagi menjalani operasi selama 2,5 jam, setelah dilarikan ke rumah sakit.

Pria berusia 42 tahun itu mengalami luka pada bagian wajah dan pergelangan tangan, tapi masih bisa berjalan setelah serangan itu.

"Kondisinya stabil setelah menjalani 80 jahitan di wajah," ucap salah satu dokter.

Dokter di Rumah Sakit Severance Universitas Yonsei mengatakan mereka mengobati luka sepanjang 11 cm di sisi kanan wajahnya dengan jahitan. Sementara luka tusuk di pergelangan tangan kiri yang menyebabkan kerusakan saraf juga telah diobati.

"Dia akan dirawat di rumah sakit selama tiga atau empat hari," tutur tim dokter yang merawat Lippert.

Duta Besar AS untuk Korea Selatan Mark Lippert diserang di Seoul pada Kamis pagi saat acara yang digelar bersamaan dengan sarapan di Sejong Hall.

Lippert adalah teman lama dan orang kepercayaan Presiden AS Barack Obama, yang telah menjadi anggota lingkaran dalam sejak suami Michelle Obama itu menjadi senator.Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Bernadette Meehan menyebut Obama telah menghubungi Lippert, dan berharap ia baik-baik saja.

"Presiden telah menghubungi Duta Besar AS untuk Republik Korea Mark Lippert. Mendoakan ia cepat pulih dan juga istrinya Robyn," kata Meehan dalam sebuah pernyataan. (Tnt/Sss)