Liputan6.com, New York - Seorang mahasiswa Toronto University, Kanada, menggagas gerakan sosial 'peluk warga Muslim'. Gerakan ini dibuat untuk mengatasi Islamofobia yang melanda dunia barat.
Aksi yang dinamakan 'The Blind Trust Project' ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa orang Islam bukanlah teroris. Islam adalah agama yang penuh kedamaian dan tak pernah mengajarkan kekerasan.
Tak butuh waktu lama, gerakan ini menyebar ke negara lain, termasuk di Inggris, Jerman, Swedia, dan Norwegia.
Seperti dimuat Huffington Post, Jumat (13/3/2015), sebuah video di YouTube menunjukkan seorang pria bernama Karim Metwaly berdiri di jalan New York dengan posisi mata ditutup dan membentangkan kedua tangannya.
Di sampingnya ada spanduk bertuliskan, "saya Muslim, saya dicap teroris. Aku percaya kamu, apakah kamu percaya dengan aku? Peluklah aku."
Lelaki tersebut berada di tengah keramaian huru-hara pejalan kaki menantikan beberapa orang yang melintas untuk memeluknya.
Awalnya, satu, dua, dan tiga orang yang lewat belum ada yang mencoba untuk memeluknya. Tapi beberapa menit kemudian, satu per satu orang yang melintas melakukan hal itu.
"Saya senang bisa melihat seorang Yahudi memeluk umat Muslim. Video yang bagus, Karim," ujar seseorang yang melihat video itu di YouTube, mengomentari aksi Karim, seperti dilansir Al-Arabiya.
Penggagas gerakan ini, Maaz Khan dan dua rekannya, Mustafa Mawla dan Asoomii Jay mengaku aksi itu bertujuan untuk mengirimkan pesan positif bahwa Islam tidak seperti yang dikira oleh sejumlah pihak di kawasan Barat.
"Dipasang penutup mata, jadi tidak bisa melihat siapa saja yang memeluknya. Ini simbol sebuah keterbukaan kepada siapa saja, tanpa membeda-bedakan," ujar Maaz Khan. (Riz/Sun)
Aksi 'Peluk Warga Muslim' Atasi Islamofobia di Negara Barat
Tak butuh waktu lama, gerakan ini menyebar, termasuk di Inggris, Jerman, Swedia, dan Norwegia.
Advertisement