Liputan6.com, Washington DC - Sebuah surat yang ditujukan untuk Gedung Putih diyakini positif mengandung racun sianida. Hal itu diketahui setelah proses screening atau pemindaian pada Selasa kemarin.
"Surat itu diterima di fasilitas screening pada hari Senin, diuji kandungan senyawanya, dan dinyatakan negatif oleh agen penguji biologi. Namun, para pejabat mengatakan surat itu diduga positif mengandung sianida," demikian diungkapkan satuan pengawal Presiden AS, Secret Service melalui sebuah pernyataan yang dimuat di New York Post, Rabu (18/3/2015).
Pernyataan itu tidak menyebutkan apakah surat tersebut ditujukan kepada Presiden Obama atau orang lain di Gedung Putih. Secret Service juga menolak mengatakan apakah ada temuan mencolok yang membuat mereka menguji surat itu.
"Karena investigasi sedang berlangsung, Secret Service tidak akan berkomentar lebih lanjut," sambung pernyataan itu.
Beberapa minggu setelah serangan 11 September 2001, serangkaian surat berisi virus antraks dikirim ke kantor media dan pejabat publik di Washington DC. Termasuk Gedung Putih dan anggota Kongres.
Kondisi tersebut tentu saja menimbulkan kecemasan warga AS.
Surat mengandung Antraks itu dilaporkan menewaskan 5 orang dan membuat 17 lainnya sakit. Pejabat akhirnya menyalahkan seorang ilmuwan militer yang kemudian bunuh diri.
Setelah kondisi tersebut, surat dan paket yang ditujukan untuk Gedung Putih diperiksa di area lain, untuk melindungi presiden dan para stafnya.
Sebelumnya pada tahun 2013, agen federal menangkap seorang pria yang dicurigai mengirim surat mengandung racun risin untuk Obama dan Senator Partai Republik. Kasus tersebut mengguncang Washington, dan mendorong evakuasi di beberapa gedung perkantoran DPR dan Senat AS. (Tnt/Ein)