Liputan6.com, Jakarta Ada mitos bahwa hewan buas bisa dihipnotis dengan cara mengusap-usap perutnya. Hal ini tidak sepenuhnya salah.
Pada hewan, ada yang disebut dengan tonic immobility. Ini merupakan refleks yang ditandai dengan keadaan tidak bergerak dan bahkan kelumpuhan sesaat. Keadaan ini bisa ditemukan pada berbagai hewan, dari serangga sampai ikan.
Tonic immobility sering terjadi sebagai respon dari ancaman predator. Dilansir dari laman wired.com, Senin (23/3/2015), Manusia pun bisa membuat seekor hewan ada dalam keadaan ini dengan membatasi gerak mereka secara fisik. Pada beberapa hewan, tonic immobility bisa terjadi saat bagian punggung atau leher bagian belakang mereka dicubit.Â
Advertisement
Hiu bisa masuk dalam keadaan tonic immobility dalam waktu kurang lebih satu menit. Kalau sudah masuk dalam keadaan itu, mereka bisa diam tidak bergerak sampai 15 menit sebelum berenang lagi. Selama dalam keadaan tonic immobility, pernafasan dan kontraksi otot mereka jadi lebih stabil dan rileks.
Tekhnik tonic immobility kerap digunakan oleh para pawang hiu. Tekniknya berguna dalam menangani hiu liar dan bisa mengurangi resiko terjadinya cedera. Namun, manusia bukanlah satu-satunya yang menggunakan tekhnik ini pada hiu.
Tahun 1997 lalu, seorang saksi mata melihat seekor orca (paus pembunuh) di selat California menggunakan tekhnik ini secara sengaja pada seekor hiu. Orca ini menggigit si hiu dan mengakibatkan si hiu ada dalam posisi terbalik. Selama 15 menit si hiu tidak dilepaskan sehingga mati kehabisan udara.
Masih menjadi misteri kenapa hiu bisa ada dalam kondisi tonic immobility, mengingat mereka bukan hewan yang ada dalam ancaman predator. (Ndy/Liz)
Â