Liputan6.com, Tunis - Aksi penembakan terhadap para turis di Museum Bardo Tunisia menuai kecaman dari para pemimpin dunia. Mereka mengutuk serangan itu dan menyatakan dukungan mereka bagi upaya kontra-terorisme di negara tersebut.
Salah satu yang mengecam aksi barbar tersebut adalah Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon.
"Ban mengutuk serangan besar hari ini ... dan menyesalkan banyaknya korban tewas," ucap salah satu juru bicara Ban seperti dikutip dari BBC, Kamis (19/3/2015).
Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan AS akan terus mendukung Tunisia yang memerangi para teroris. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini pun turut menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga korban.
"Uni Eropa akan sepenuhnya mendukung Tunisia dalam memerangi terorisme," ucap Mogherini.
Â
Mengetahui insiden tersebut, seperti dikutip dari ITV, ibu negara AS Michelle Obama pun turut berduka kepada para korban serangan mematikan di salah satu museum di Tunisia.
"Atas nama saya dan suami saya, saya ingin bergabung dengan orang lain untuk menyampaikan belasungkawa kami atas peristiwa mengerikan kemarin di Tunisia," ucap Nyonya Obama yang berada di Tokyo selama tiga hari, dalam rangka membina kerjasama AS-Jepang untuk memberdayakan pendidikan anak perempuan.
"Doa kami kepada keluarga korban di Jepang yang kehilangan orang terkasih dan juga yang ada di seluruh dunia. Kami bersimpati dan mendoakan mereka," tambah Michelle.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga mengutuk tindakan biadab para teroris tersebut.
Advertisement
"Saat ini, kita tahu ada tiga warga Jepang tewas dan tiga terluka. Tidak peduli apa alasannya, terorisme tidak pernah dapat diampuni. Kami sangat mengutuk itu" kata Abe.
Abe pun mengungkapkan bahwa pihaknya masih mengumpulkan informasi terkait serangan tersebut. "Kami akan mengerahkan upaya maksimal dalam perjuangan kami melawan terorisme, dengan memperdalam kerjasama dengan masyarakat internasional."
Perdana Menteri Tunisia Habib Essid sebelumnya mengatakan lima orang warga Jepang, di antara 17 wisatawan asing tewas dalam serangan itu.
Sedangakan Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi menegaskan bahwa negaranya kini dalam keadaan perang dengan teroris. Untuk itu, keamanan pun ditingkatkan di kawasan-kawasan wisata. Sebab perekonomian Tunisia amat tergantung pada pariwisata.
Pariwisata merupakan sektor utama perekonomian Tunisia, dengan sejumlah besar orang Eropa yang mengunjungi resort negara. Sehingga keamanan pun diperketat pascaserangan terhadap turis tersebut.
Korban serangan teroris bersenjata di Museum Bardo yang terletak di Tunisia dilaporkan telah mencapai 22 orang. Termasuk 20 wisatawan asing, sementara sekitar 40 lainnya cedera. Baca: 22 Orang Tewas dalam Serangan Teroris di Museum Tunisia
Sumber lain, seperti CNN menyebut, jumlah korban tewas 18 orang. Sementara Huffington Post menyebut 21 orang, termasuk 2 pelaku. Jumlah pasti korban masih simpang siur.
Serangan di dekat gedung parlemen di ibukota Tunis, Rabu 18 Maret waktu setempat itu juga menewaskan 2 penyerang dan seorang polisi dalam upaya pembebasan para sandera.
Sebelumnya pada tahun 2002, 19 orang termasuk 11 wisatawan Jerman tewas dalam ledakan bom di sebuah sinagog di resor Djerba. Al-Qaeda mengaku berada di balik serangan tersebut.
Kekhawatiran tentang keamanan di Tunisia telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, karena negara tetangganya, Libya semakin tidak stabil.
Sejumlah besar warga Tunisia juga dilaporkan pergi ke Suriah dan Irak, memicu kekhawatiran bahwa jika mereka kembali nanti akan melakukan serangan di kampung halamannya. (Tnt/Ein)