Liputan6.com, Jakarta - Semalam menjelang Pemilihan Umum Parlemen Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan negara Palestina tidak akan berdiri selama dia berkuasa. Banyak kemudian yang berpendapat bahwa pernyataan Netanyahu itu membantu dia meraih kemenangan dalam pemilihan umum yang dilihat sebagai pemilu terketat sejauh ini di Israel.
Namun, dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi Amerika Serikat MSNBC setelah meraih kemenangan, Perdana Manteri Israel itu terdengar melunakkan pernyataannya.
Perdana Menteri yang akan memerintah Israel untuk masa jabatan keempat itu mengaku dia tetap berkomitmen atas sebuah negara Palestina dan tidak mengubah kebijakannya.
"Saya tidak ingin solusi satu negara. Saya ingin 2 negara yang damai dan berkesinambungan, namun untuk itu kondisinya harus berubah," ujar Netanyahu seperti dikutip dari BBC, Jumat (20/3/2015).
"Saya tidak pernah mengubah pidato saya di Universitas Bar Ilan 6 tahun lalu yang menyerukan demilitarisasi negara Palestina yang menguasai negara Yahudi. Yang sudah berubah adalah kenyataannya," imbuh dia.
Dia juga kembali mengulang kritiknya atas pemimpin Palestina Mahmoud Abbas yang sepakat membentuk pemerintah bersatu dengan kelompok militan Hamas, yang bersumpah untuk menghancurkan Israel.
Sebelumnya, Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest mengatakan Perdana Menteri Israel telah mundur dari komitmen sebelumnya untuk 'jalan keluar 2 negara' dalam konflik Israel-Palestina.
Ditambahkan Earnest, Amerika Serikat juga akan mengkaji kembali pendekatannya atas masalah tersebut sebagai konsekuensinya walau tidak dijelaskan rinciannya. (Ado)
Menangi Pemilu Israel, Netanyahu Melunak Soal Posisi Palestina
Dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi AS MSNBC setelah meraih kemenangan, PM Israel itu terdengar melunakkan pernyataannya.
Advertisement