Liputan6.com, Jakarta Meski hubungan RI-Australia tidak selalu harmonis, hal tersebut tak mengurangi rasa ikut berduka cita atas wafatnya mantan Perdana Menteri Malcolm Fraser.
Melalui Kementerian Luar Negeri, pemerintah menyatakan turut kehilangan atas kepergian Fraser. Kemlu menyebut banyak hal baik yang patut dipelajari dari mantan pemimpin Partai Liberal tersebut.
Baca Juga
"Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyampaikan rasa duka cita yang sangat mendalam atas wafatnya mantan Perdana Menteri ke-22 Australia, Mr. Malcolm Fraser pada tanggal 3 Maret 2015," sebut pernyataan pers Kemlu, Minggu (21/3/2015).
Advertisement
Kemlu mengatakan, Fraser merupakan tokoh negarawan yang menjadi suri teladan. Nilai-nilai multiteralisme, demokrasi dan keseteraan dalam sejarah sudah menjadi hal melakat pada diri Fraser.
"Almarhum juga dikenang atas dukungannya terhadap ASEAN untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan," tambah dia.
Pemerintah Indonesia pun mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan dan rakyat Australia diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi suasana kedukaan pada saat ini.
Fraser meninggal dunia pada usia 84 tahun. Semasa menjabat, sejumlah prestasi besar dicatat pria kelahiran Toorak, Victoria 21-Mei-1930 ini.
Salah satunya adalah membawa Negeri Kanguru keluar dari krisis konstitusi terbesar. Selain itu Freser merupakan tokoh yang berjasa dalam mengurangi pengeluaran Australia dan pendukung HAM nomor satu di negara persemakmuran tersebut.
Sebagai pendukung Hak Asasi Manusia, Fraser berusaha memperbaiki taraf hidup imigran asal Asia. Ia juga pelestari lingkungan yang melarang perburuan paus di Australia.
Sebagai penentang apartheid, Fraser juga diketahui menjadi pendukung kuat reformasi di Afrika Selatan serta memainkan peran penting dalam usaha negara-negara persemakmuran untuk membantu kemerdekaan Zimbabwe.
Ia membentuk badan bantuan CARE Australia, membentuk Polisi Federal Australia dan membuat undang-undang pertama tentang Kebebasan Informasi dan membuka pintu lebar-lebar bagi manusia perahu Vietnam ke negeri itu.
Fraser dikenal juga mendorong peningkatan hubungan diplomatik negerinya dengan Asia Timur dan Asia Tenggara sebelum kemudian digantikan oleh penerusnya, Bob Hawke dari Partai Buruh.(Ein)