Sukses

Kala Lee Kuan Yew Ajak Indonesia & Malaysia Maju Bersama

"Lee Kuan Yew tidak hanya ingin melihat Singapura maju, tetapi tetangga juga, Indonesia dan Malaysia". Sebagai negara tetangga terdekatnya.

Liputan6.com, Batam - Kesuksesan mendiang mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew membangun negaranya, tak membuatnya tutup mata dengan negara lain yang berada di dekatnya. Ia disebutkan selalu memikirkan Indonesia dan Malaysia sebagai negara tetangga terdekatnya.

"Lee Kuan Yew tidak hanya ingin melihat Singapura maju, tetapi tetangga juga. Indonesia dan Malaysia," kata Konsul Singapura Gavin Chay, di Batam Kepulauan Riau seraya mengenang pemimpin Singapura yang telah meninggal dunia itu, seperti dimuat Selasa (24/3/2015).

Karena keinginan yang kuat itu, maka bersama Presiden RI kedua Soeharto, ia mendirikan ASEAN. Membangunnya hingga perhimpunan negara Asia Tenggara itu dikenal dan memiliki pengaruh di kawasan itu

Bersama Soeharto dan Mahathir Muhammad, ketiganya juga mencanangkan pembangunan Sijori; Singapura, Johor, dan Riau.

Kesepakatan ketiga kepala negara itu hingga kini bisa dikenang di Bundaran Otorita Batam. Di bundaran itu, ada tiga pohon beringin yang ditanam Soeharto, Lee Kuan Yew, dan Mahathir Muhammad.

Tidak mudah bagi Gavin mengenang jasa Lee Kuan Yew. Ia memerlukan waktu sejenak untuk meluapkan emosi dengan menangis.

"Maaf...," ucap Gavin yang kemudian terdiam dan mengeluarkan air mata sambil terisak-isak. "Semua warga Singapura tengah berduka. Dia adalah The founding Father," imbuh dia.

Lee Kuan Yew membangun Singapura dari nol, hingga negara kecil itu menjadi maju seperti sekarang.

"Orang Singapura sekarang bisa begini. Dia memperbaiki kehidupan kami semua," sambung Gavin.

Lee Kuan Yew menghabiskan seluruh hidupnya untuk memikirkan kemajuan Singapura. "Negara ini sangat berhutang padanya," tambah Gavin.

Kepergian mantan PM Singapura Lee Kuan Yew itu begitu membuat banyak orang kehilangan. Konsulat Jenderal Singapura di Batam pun membuat ruang berduka, khusus disiapkan untuk masyarakat dari seluruh dunia yang tinggal di Batam agar dapat menumpahkan rasa duka cita atas meninggalnya 'Bapak Singapura'.

Di ruang itu, Gavin menyiapkan meja khusus dengan buku berduka cita di atasnya. Di tengah meja, terdapat foto Lee Kuan Yew, kiri-kanannya terdapat karangan bunga mawar putih. Dengan rak-rak buku ditutup sejenis terpal berwarna putih.

Sedari pagi, sudah banyak warga Singapura dan Batam yang datang khusus ke Konsulat untuk menyampaikan rasa berduka.

Lee Kuan Yew wafat pada usia 91 tahun setelah beberapa pekan dirawat di Rumah Sakit Umum Singapura lantaran menderita pneumonia atau penyakit paru-paru basah.

Lee mengembuskan napas terakhirnya pada Senin 23 Maret dini hari, sekitar pukul 03.18 waktu setempat. Pemerintah dan keluarga saat ini tengah mempersiapkan upacara pemakaman dan penghormatan terakhir untuk mantan Perdana Menteri itu. (Ant/Tnt)