Sukses

Kanada Gabung AS Gempur ISIS Lewat Serangan Udara

Atas serangan udara tersebut, Kanada menjadi negara anggota NATO kedua setelah Amerika, yang menyerang ISIS di Suriah.

Liputan6.com, Aleppo - Aksi kelompok ISIS di Suriah yang kian meresahkan membuat Perdana Menteri Kanada Stephen Harper menyatakan segera memperluas misi militernya melawan grup tersebut. Cara yang digunakan sama dengan markas militer AS Pentagon, yakni melalui serangan udara.

Ia mengatakan Kanada tidak akan meminta persetujuan dari pemerintah Suriah untuk melancarkan serangan ofensif, untuk menggempur titik-titik kekuatan ISIS di Suriah.

"Pasukan dan perlengkapan berat ISIS bergerak bebas di perbatasan Irak memasuki Suriah guna menghindari serangan kami," kata PM Harper seperti dikutip dari VOA News, Rabu (25/3/2015).

"Menurut kami ISIS tidak boleh mendapat tempat aman di Suriah," lanjut dia.

Dengan demikian Kanada akan menjadi negara anggota NATO kedua setelah Amerika, yang menyerang ISIS di Suriah -- yang selama ini juga telah digempur jet-jet Yordania, Uni Emirat Arab dan negara-negara Arab lain.

Harper menambahkan, misi Kanada di Irak untuk menumpas ISIS akan diperpanjang setahun hingga Maret 2016.

Pesawat-pesawat tempur Kanada itu akan ikut dalam misi pimpinan Amerika menyerang berbagai lokasi ISIS di Irak. Selain mengerahkan sekitar 70 tentara khusus untuk melatih pejuang Kurdi di bagian utara negara tersebut.

Sebelumnya, Kepala Badan Intelijen Amerika (CIA) John Brennan di Council on Foreign Relations di New York, mengungkapkan bahwa ISIS bisa dikalahkan meski memiliki persenjataan dan pendanaan yang baik. Namun membutuhkan waktu yang cukup lama.

"Kelompok ISIS berdisiplin tinggi dan berpengalaman dalam bertempur, sehingga mustahil ditumpas dalam waktu singkat," ucap kepala CIAseperti dikutip dari VOA News, Sabtu 14 Maret.

Menurut Brennan, serangan-serangan udara oleh koalisi pimpinan Amerika telah melemahkan pasukan ISIS dan terdapat indikasi serius bahwa mesin organisasi itu kesulitan. (Tnt)