Liputan6.com, Hong Kong - Jenazah Elis Kurniasih binti Ahi Komarudi, tenaga kerja Indonesia yang tewas tertimpa beton seberat 60 kg di Hong Kong, akan dikirim pulang untuk dimakamkan di kampung halamannya di Cililin, Cihampelas, Jawa Barat.
Konsul Polisi Benny Dwi dari Konsulat Jenderal RI Hong Kong akan mendampingi pengiriman pulang jenazah Elis hingga pemakamannya.
Jenazah Elis akan dikirim sebagai kargo dengan pesawat komersial biasa Cathay CH 777, Kamis 26 Maret pukul 09.10 pagi waktu setempat. Diperkirakan tiba di Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 11.30 WIB. Jenazah Elis kemudian akan diantar ke kampungnya menggunakan mobil ambulans dari BNP2TKI.
Sebelum pengiriman pulang, jenazah Elis disalatkan bersama oleh para konsul dan staf KJRI beserta sekitar 10 TKI di surau milik Muslim Cemetery, Happy Valley, Hong Kong pada hari Selasa.
"Paman Elis, yaitu Sudrajat, juga tampak menghadiri salat jenazah tersebut," demikian dilaporkan kontributor BBC Indonesia di Hong Kong, Valentina Djaslim.
Transfer Uang
Sementara itu, Agen Sunlight Employment yang merupakan mempekerjakan Elis di Hong Kong telah mentransfer HK$50.000 ke rekening Bank Mandiri milik ibu kandung almarhumah, Ani Maesaroh, pada 16 Maret 2015.
Namun Sudrajat bersama para aktivis TKI di Hong Kong menyatakan menolak uang tersebut, karena takut akan mengganggu jalannya investigasi polisi Hong Kong.
"Keluarga Elis berencana mengembalikan uang (Agen) Sunlight yang telah ditransfer ke rekening ibunya (Elis). Kami menuruti apa saran pengacara saja, supaya jangan sampai uang tersebut jadi penghalang klaim asuransi Elis nantinya ataupun jalannya investigasi polisi sekarang ini," kata aktivis organisasi TKI di Hong Kong, Sringatin, mewakili keluarga Elis.
Investigasi
Kepolisian Hong Kong mengumumkan akan menginvestigasi kasus Elis bukan sebagai kecelakaan, namun sebagai pembunuhan tak direncanakan.
Polisi juga tengah menyelidiki alasan mengapa beton penudung pendingin ruangan lantai 5 dapat copot dan menimpa Elis, yang saat itu berada di teras lantai 2. Selain itu, juga apakah Agen Sunlight memiliki izin bangunan untuk mendirikan tenda terpal sebagai gudang penyimpan barang-barang TKI di teras mereka.
Menurut kesaksian tertulis Teti Dessi Wahyuningsih -- TKI yang bersama Elis saat kejadian -- menyatakan mereka berdua sengaja bangun pukul 02.00 pada Rabu 11 Maret. Mereka lalu masuk ke gudang di teras sambil membawa matras tipis untuk melanjutkan tidur sambil menunggu waktu salat subuh.
Menurut Teti, mereka sengaja pindah tidur di teras karena tidak ingin mengganggu para TKI lainnya yang sedang tidur di ruang asrama agen saat salat subuh.
Namun seusai mengambil wudhu, menurut Teti, tiba-tiba terdengar bunyi keras. Elis rupanya tertimpa beton dari pinggang ke bawah dan dia merintih minta tolong.
Elis meninggal setelah koma selama enam hari di Rumah Sakit Eastern Pamela Youde di Chai Wan, Hong Kong. Semua biaya rumah sakit dan pengiriman jenazah ditanggung agen.
Teti menuliskan kesaksian di kantor polisi dibantu penerjemah Indonesia ke dalam bahasa Kanton dan bahasa Inggris pada hari yang sama, ketika kecelakaan terjadi. Dua hari kemudian, Teti yang telah merampungkan kontrak kerjanya di Hong Kong, kembali ke Indonesia sesuai jadwal.
Investigasi Kepolisian Hong Kong sendiri masih berlanjut dan mereka menolak mengeluarkan pernyataan apapun. (Tnt/Yus)