Liputan6.com, Jakarta - Pasukan koalisi penggempur ISIS yang dipimpin Amerika Serikat terus beraksi. Pada Kamis, 26 Maret 2015 serangan udara dilancarkan untuk merebut Tikrit, Irak dari cengkeraman kaum militan.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat di Pentagon mengatakan, jet-jet tempur AS mulai menggepur atas permintaan PM Irak, Haider al-Abadi. Tikrit juga adalah kampung halaman Saddam Hussein.
"Serangan dimaksudkan untuk menghancurkan benteng ISIS secara jitu, demi menyelamatkan jiwa rakyat Irak yang tak berdosa dengan meminimalisasi kerusakan kolateral atas infrastruktur," kata Letnan Jenderal James L. Terry, komandan pasukan koalisi yang dipimpin AS, seperti dikutip dari CBS News, Kamis (25/3/2014).
Tak hanya AS, sejumlah negara bergabung dalam pasukan penggempur ISIS. Uni Emirat Arab, salah satunya. Negara tersebut bahkan menugaskan seorang komandan perempuan ke zona merah.
Namanya Mayor Mariam Al Mansouri. Dia adalah pilot angkatan udara pertama dari negerinya.
Arab Saudi tak ketinggalan. Salah satu pilot tempurnya adalah Pangeran Khaled bin Salman, putra Raja Salman bin Abdul Aziz.
Dendam kesumat Yordania pada ISIS atas kematian Letnan Muath al-Kaseasbeh, pilot tempur yang dieksekusi dengan cara dibakar hidup-hidup, membuat rakyat negara itu murka. Tak terkecuali sang pemimpin, Raja Abdullah II.
Tak hanya langsung mengeksekusi mati 2 tahanan kasus terorisme, yang salah satunya dianggap 'saudari' oleh kelompok militan, sang raja bersumpah akan menghancurkan ISIS.
Sejumlah laporan menyebut, sang raja bahkan menerbangkan sendiri pesawat tempur dan memimpin serangan terhadap ISIS. Langsung di garis depan.
Apa saja negara yang menjadikan ISIS musuh bebuyutan, dan seberapa gawat cengkeraman dan pengaruh kaum militan, saksikan dalam motion grafis di bawah ini. (Ein/Mut)
Daftar Negara Penggempur ISIS
Apa saja negara yang menjadikan ISIS musuh bebuyutan, dan seberapa gawat cengkeraman dan pengaruh kaum militan? Saksikan videonya:
Advertisement