Liputan6.com, Mogadishu - Baku tembak terjadi di Hotel Maka al-Mukarama Mogadishu, Somalia. 10 Orang dilaporkan termasuk Duta Besar Somalia untuk Swiss, Yusuf Bari Bari.
"Sejumlah diplomat lainnya kabur dengan melompat dari jendela, setelah militan Al-Shabab melancarkan tembakan dan granat di hotel tersebut," demikian dilaporkan BBC, Sabtu (28/3/2015).
Pasukan khusus Somalia yang telah dilatih di Amerika sudah mengambil alih sebagian besar hotel, meski dari laporan terakhir mengatakan militan masih berada di lantai atas dan atap.
Laporan terakhir mengatakan militan sekarang di lantai atas dan atap, menembakkan senjata dan melemparkan granat.
Polisi bernama Ismail Olow mengatakan ia percaya awalnya terdapat sembilan penyerang, enam di antaranya tewas dalam baku tembak.
Serangan dimulai Jumat 27 Maret, ketika seorang pembom bunuh diri meledakkan mobil dengan bahan peledak di luar hotel. Hingga kini, pasukan pemerintah Somalia berjuang untuk mengambil alih hotel di ibukota Somalia tersebut.
Â
Seorang juru bicara al-Shabab mengatakan kepada BBC bahwa Hotel Maka al-Mukarama diserang karena popularitasnya sebagai tempat menginap pada pejabat pemerintah.
"Kami tidak menganggap itu sebagai sebuah hotel - itu adalah markas pemerintah," kata jubir tersebut.
Hotel Maka al-Mukarama memang kerap ditinggali oleh para politisi dan pengusaha, sebab lokasinya strategis di jalan utama yang menghubungkan istana presiden ke bandara kota itu.
Hotel di ibukota Somalia, Mogadishu, sering menjadi sasaran militan Al-Shabab yang diusir dari kota tersebut beberapa tahun lalu tapi masih menguasai daerah selatan negara itu.
Awal bulan Maret, sebuah bom mobil juga meledak di luar hotel tersebut. Al-Qaeda yang mengaku berada di balik serangan itu.
Somalia telah dilanda konflik selama lebih dari dua dekade. Namun ribuan warga Somalia telah kembali dari luar negeri untuk membantu membangun kembali negara itu, karena menganggap keamanan telah membaik dalam beberapa tahun terakhir.
Sejauh ini, pasukan Uni Afrika telah membantu pemerintah yang didukung PBB merebut kembali wilayah itu dari kekuasaan militan. (Tnt/Riz)