Liputan6.com, Sanaa - Sebuah kamp pengungsi di bagian barat laut Yaman dihujani serangan udara. Sejumlah pekerja badan kemanusiaan menginformasikan 40 orang dilaporkan tewas.
"Serangan udara terhadap kamp Al-Mazrak, yang menampung warga sipil di tengah konflik antara kubu pemberontak Houthi dan pemerintah Yaman, juga mencederai sekitar 200 orang," demikian diberitakan BBC, Selasa (31/3/2015).
Organisasi Migrasi Internasional (IOM) semula menyebut 45 orang tewas akibat serangan tersebut, namun jumlah itu direvisi menjadi 40 orang.
Lembaga Medecins Sans Frontieres (MSF) mengatakan, 29 korban tewas dan 34 korban cedera telah dibawa ke rumah sakit dekat kamp pengungsi.
Manajer MSF kawasan Timur Tengah, Pablo Marco, menyatakan 500 keluarga baru datang ke kamp tersebut selama dua hari terakhir karena pertempuran semakin sengit.
Pelaku serangan sampai saat ini belum diketahui. Media pemerintah Yaman mengatakan pesawat Arab Saudi yang melakoni serangan, sedangkan Menteri Luar Negeri Yaman Riad Yassin mengatakan serangan artileri Houthi patut disalahkan.
Sengit
Pertempuran antara kubu pemberontak Houthi dan pasukan koalisi negara-negara Arab yang dipimpin Arab Saudi berjalan kian sengit.
Serangan udara dilancarkan koalisi pimpinan Arab Saudi atas posisi-posisi Houthi di 9 dari 12 provinsi di Yaman. Antara lain untuk mencegah kelompok tersebut menguasai Aden, yang menjadi ibukota sementara pemerintahan -- setelah Houthi berhasil merebut ibu kota Sanaa.
Pihak militer Arab Saudi yang memimpin operasi militer di Yaman juga menyatakan angkatan lautnya bersiaga di pelabuhan-pelabuhan negara itu.
Advertisement
"Lalu lintas kapal kini dikendalikan untuk mencegah kelompok pemberontak keluar-masuk pelabuhan dan membawa lebih banyak senjata," ujar juru bicara militer koalisi Arab Saudi, Brigadir Jenderal Ahmed Asiri.
Pemberontak Houthi tidak mau kalah. Mereka dilaporkan melancarkan penetrasi di daerah pinggir Kota Aden.
Abdul Malik al-Houthi, pemimpin kubu pemberontak Houthi, menolak menyerah dan menyebut serangan Arab Saudi sebagai agresi yang tidak bisa dibenarkan.
Kelompok Houthi yang berupaya menggulingkan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi --yang sudah mengungsi ke Arab Saudi--disebut-sebut mendapat bantuan dari Iran. Namun pemerintah Teheran dan kelompok pemberontak Houthi berulang kali membantah tuduhan itu.
Sementara itu, sekitar 4 ribu warga negara Indonesia dilaporkan masih terjebak di Yaman.
Untuk mengevakuasi para WNI, pemerintah Indonesia menyiapkan pesawat milik TNI Angkatan Udara (AU). Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengatakan, sejak 1 Maret lalu, sudah dievakuasi secara bertahap 148 WNI di Yaman.
"Namun, karena terjadi perubahan yang sangat drastis dalam waktu 1,2 hari ini, ada beberapa rencana evakuasi sudah kita persiapkan semuanya," kata Retno, seperti dilansir dari setkab.go.id. (Tnt/Ein)