Sukses

Asal Mula Pelajaran Renang Wajib di Bangladesh

Statistik PBB memperlihatkan setiap tahunnya terdapat sekitar 18.000 kematian anak karena korban tidak bisa berenang.

Liputan6.com, Bangladesh - Pemerintah Bangladesh menetapkan berenang sebagai pelajaran wajib di sekolah-sekolah. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengurangi jumlah anak-anak yang tenggelam di sungai, kolam, danau, dan laut negara itu.

Statistik PBB memperlihatkan setiap tahunnya terdapat sekitar 18.000 kematian anak berusia lima hingga 17 tahun akibat tenggelam di Bangladesh, karena korban tidak bisa berenang.

"Angka itu tinggi, 20 kali lipat lebih tinggi dibanding di Australia," kata Menteri Pendidikan Nazrul Islam seperti dikutip dari BBC, Minggu (12/4/2015).

Khan menambahkan, setiap harinya rata-rata 48 orang tenggelam di negara itu dan satu dari empat anak berusia di bawah empat tahun yang tenggelam.

Demi mendukung langkah pemerintah, Kementerian Pendidikan juga akan membersihkan kolam-kolam di wilayah pedesaan, sehingga bisa menjadi tempat belajar berenang.

Sementara di kota-kota, sekolah diharuskan menggunakan kolam renang yang terdapat di kampus universitas.

Namun Editor BBC Bangladesh, Sabir Mustafa, mengatakan peraturan itu akan sulit diterapkan karena tidak banyak kolam renang yang tersedia di wilayah perkotaan.

Sejauh ini UNICEF sudah memberi bantuan untuk menerapkan pelajaran berenang di sekolah-sekolah Bangladesh, yang memiliki kawasan perairan yang meluas dengan sungai-sungai sebagai salah satu transportasi penting di negara berpenduduk 160 juta jiwa itu. (Tnt)