Liputan6.com, Abuja - Kelompok radikal Boko Haram memicu kemarahan dunia lantaran menculik lebih 219 siswi dari Kota Chibok, setahun lalu. Amerika Serikat, China dan kekuatan dunia lainnya berjanji untuk membantu mencari anak-anak tersebut.
Kendati demikian, hingga kini keberadaan ratusan siswi tersebut tidak pernah diketahui jejaknya. Hanya sedikit informasi yang diketahui sejak mereka diculik dari asrama sekolah.
Namun ada secercah harapan. "Lebih 50 orang dari ratusan siswi yang diculik milisi berhaluan Islam di Nigeria tahun lalu dilaporkan masih hidup 3 minggu lalu," beber seorang perempuan kepada BBC, seperti dikutip pada Selasa (14/4/2015).
Dia menyaksikan anak-anak perempuan tersebut di Kota Gwoza, Nigeria timur laut. Ini sebelum milisi Boko Haram diusir keluar pasukan regional.
Terkait itu, kelompok pegiat Bring Back Our Girls akan mengadakan unjuk rasa damai di Ibukota Nigeria, Abuja pada Rabu besok. Terutama untuk meningkatkan kesadaran warga tentang penculikan tersebut.
Dalam sebuah surat terbuka, pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian Malala Yousafzai meminta pemerintah Nigeria dan masyarakat dunia untuk lebih berusaha menyelamatkan siswi-siswi itu.
Sebelumnya, pemimpin Boko Haram Abubakar Shekau mengatakan mereka telah masuk Islam dan dinikahi.
Namun saat ini muncul kekhawatiran milisi memperlakukan mereka sebagai budak seks dan harta perang. Terlebih, Shekau mendukung kelompok yang menamakan diri Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS, yang juga dikenal melakukan penculikan di Irak dan Suriah. (Ans)