Liputan6.com, Kiev - Sudah 9 bulan insiden jatuhnya Malaysia Airlines MH17 yang diduga ditembak jatuh di atas Ukraina. Namun upaya pencarian jasad para korbannya belum rampung juga.
Pencarian tersebut sempat dihentikan selama beberapa bulan akibat perang sengit antara militer Ukraina dengan pemberontak pro-Rusia, yang berlangsung di tempat kecelakaan burung besi nahas tersebut. Kendati demikian, proses tersebut akan dilanjutkan pekan ini.
"Garis depan perang telah berpindah, sehingga memungkinkan tim ahli yang dipimpin Belanda masuk ke sana," demikian diberitakan BBC, Kamis (16/4/2015).
Polisi yang bertanggung jawab atas misi ini mengatakan kepada BBC, mereka masih berharap bisa menemukan jenazah yang terkubur di lahan yang telah mencair usai musim dingin berakhir.
Pesawat MH17 jatuh karena ditembak rudal berbasis darat saat melintasi wilayah udara Ukraina, tepatnya di Torez, Donetsk Oblast yang berbatasan dengan Rusia pada 17 Juli 2014 lalu. Sebanyak 298 orang yang berada di dalamnya tewas, 283 penumpang -- 80 di antaranya anak-anak dan 15 awak.
Amerika Serikat menuduh kelompok separatis pro-Rusia yang menembak pesawat dengan menggunakan rudal, dan kemungkinan karena kesalahan yang bukan disengaja. Sementara Rusia menuduh pasukan pemerintah Ukraina.
Negara yang paling berkabung karena jumlah korban terbesar adalah Belanda, Malaysia dan Australia. (Tnt/Ein)