Liputan6.com, Sanaa - Kondisi Yaman masih bergolak, bahkan beredar kabar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di ibukota Sanaa jadi korban ledakan bom. Informasi tersebut didapati dari jejaring sosial.
"Mohon doa.. kami baru dapat info dari rekan anggota tim evakuasi WNI di Yaman, KBRI Sanaa kena serangan & hancur.. temen2 luka2," tulis akun Twitter @elvitria, Senin (20/4/2015).
Akun Facebook milik Muhammad Wazier Hidayat juga mengabarkan informasi tersebut. "Rudal di samping KBRI.. Kami selamt kecuali satu terkena luka kena kaca.. Kemungkinan bukan dari pesawat tpi dari markaz militer.." posting Muhammad Wazier Hidayat.
Menurut Muhammad Wazier Hidayat, sejauh ini sudah tak ada lagi petugas di KBRI Sanaa. Hanya tim yang bertugas mengevakuasi WNI di sana.
"Nggak ada, kami semua tim evakuasi kecuali Pak Dimas bagian konsuler..," jelas pria lulusan Yemenia University dan Edensor High School, Longton. Sejauh ini belum ada konfirmasi dari pihak Kementerian Luar Negeri terkait insiden tersebut.
Sementara itu, pihak KBRI di Sanaa menyebutkan ada dua orang staf KBRI luka ringan.
"Bom itu mengakibatkan dua korban luka ringan, sementara beberapa staff KBRI lainnya menyelamatkan diri di kediaman Duta Besar RI di Sanaa," ujar Kepala Sub Direktorat Repatriasi dan Bantuan Sosial Kementerian Luar Negeri RI Aji Surya.
Aji menambahkan, bom tersebut menghancurkan 90 persen dari Gedung KBRI Sanaa.
Advertisement
Yaman terus bergejolak setelah kelompok milisi Houthi, yang berjuang untuk mendapatkan peningkatan otonomi di Provinsi Saada, melancarkan pemberontakan secara berkala sejak 2004.
Aksi mereka yang paling signifikan terjadi sejak Juli 2014. Pada September 2014, mereka menguasai Ibukota Sanaa, menyandera staf kepresidenan, dan menembaki kediaman Presiden Abdu Rabuh Mansour Hadi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan, pemerintah masih terus mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Yaman. Total yang sudah dievakuasi sebanyak 1.988 orang.
"Kita sampai hari kemarin sudah evakuasi 1.988 WNI keluar dari Yaman," kata Retno, di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu 15 April 2015.
Retno menjelaskan, dari 1.988 WNI, 1.369 sudah sampai di Indonesia. Sisa 619 WNI masih dalam perjalanan menuju tanah air. Ia merinci 619 WNI tersebut berasal dari Jizan sebanyak 117 WNI, Ciboty 98 WNI‎, dan Salalah 404 WNI. (Tnt/Ein)