Liputan6.com, Hiroshima: Jepang masih menyisakan kisah getir pascapenjatuhan bom atom pertama Amerika Serikat ke Kota Hiroshima dan Nagasaki, masing-masing tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Penggalan kisah tragedi kemanusiaan yang menelan lebih dari 14 ribu korban jiwa itu masih tersimpan rapih di Hiroshima Peace Memorial Museum.
Meski kebanyakan orang telah mengetahui kejadian di Hiroshima, pengunjung dipaksa merenunginya kembali ketika memasuki gerbang museum. Refleksi penggambaran Hiroshima sebelum dan sesudah pengeboman tampak jelas dalam foto berbagai ukuran. Sebuah foto yang menggambarkan Hiroshima ketika berubah menjadi puing dan lautan pasir setelah dibom atom --berdaya ledak setara 20.000 ton dinamit-- tampak lebih mencolok di banding foto lainnya.
Pada ruangan lain, beragam barang yang terkena ledakan menjadi saksi bisu sisa keganasan bom atom. Kumpulan barang seperti lelehan botol, sepeda hangus, dan baju carut marut tertata rapih di dalam kotak kaca, seakan meneriakkan kesakitan ribuan korban manusia pemiliknya. Menurut seorang penjaga museum, koleksi ini dikumpulkan dalam jangka waktu bertahun-tahun dari seluruh penjuru kota.
Melangkah ke hamparan taman luas di depan museum, tampak jajaran monumen peringatan yang masing-masing memiliki arti sendiri. Bomb Dome atau kubah bom adalah satu di antara monumen yang masuk daftar peninggalan budaya dunia. Pemerintah tak merenovasi kubah ini sejak peristiwa pengeboman terjadi. Soalnya, pusat bom diyakini tak jauh letaknya dari kubah yang kini menjadi saksi bisu kesalahan besar manusia. Namun, tempat yang kerap dikunjungi pengunjung adalah monumen janji manusia. Di depan monumen ini pengunjung dari berbagai bangsa berdoa agar tragedi di Hiroshima tak terulang kembali.(KEN/Bayu Sutiyono)
Meski kebanyakan orang telah mengetahui kejadian di Hiroshima, pengunjung dipaksa merenunginya kembali ketika memasuki gerbang museum. Refleksi penggambaran Hiroshima sebelum dan sesudah pengeboman tampak jelas dalam foto berbagai ukuran. Sebuah foto yang menggambarkan Hiroshima ketika berubah menjadi puing dan lautan pasir setelah dibom atom --berdaya ledak setara 20.000 ton dinamit-- tampak lebih mencolok di banding foto lainnya.
Pada ruangan lain, beragam barang yang terkena ledakan menjadi saksi bisu sisa keganasan bom atom. Kumpulan barang seperti lelehan botol, sepeda hangus, dan baju carut marut tertata rapih di dalam kotak kaca, seakan meneriakkan kesakitan ribuan korban manusia pemiliknya. Menurut seorang penjaga museum, koleksi ini dikumpulkan dalam jangka waktu bertahun-tahun dari seluruh penjuru kota.
Melangkah ke hamparan taman luas di depan museum, tampak jajaran monumen peringatan yang masing-masing memiliki arti sendiri. Bomb Dome atau kubah bom adalah satu di antara monumen yang masuk daftar peninggalan budaya dunia. Pemerintah tak merenovasi kubah ini sejak peristiwa pengeboman terjadi. Soalnya, pusat bom diyakini tak jauh letaknya dari kubah yang kini menjadi saksi bisu kesalahan besar manusia. Namun, tempat yang kerap dikunjungi pengunjung adalah monumen janji manusia. Di depan monumen ini pengunjung dari berbagai bangsa berdoa agar tragedi di Hiroshima tak terulang kembali.(KEN/Bayu Sutiyono)