Sukses

3 Permintaan Andrew Chan Bali Nine di Malam Jelang Eksekusi Mati

Jasad Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dipindahkan dari rumah duka ke pesawat yang akan membawa mereka ke Sydney.

Liputan6.com, Sydney - Andrew Chan dan Myuran Sukumaran akhirnya bisa pulang ke kampung halamannya. Meski hanya berupa raga tanpa nyawa.
Peti mati berisi jasad kedua anggota sindikat penyelundupan narkoba Bali Nine yang dieksekusi mati pada Rabu 29 April 2015 itu telah dipindahkan dari rumah duka ke pesawat yang akan membawa mereka ke Sydney, Australia.

Kapal terbang yang membawa jenazah mereka dijadwalkan akan mendarat pukul 06.00, Sabtu 2 Mei 2015 waktu Australia.

Kakak Andrew Chan, Michael masih mengingat pertemuan terakhirnya dengan sang adik.

Meski pernah melakukan kesalahan di masa lalu, Andrew Chan telah bertobat dan melakukan yang terbaik hingga saat-saat terakhir hidupnya. Michael berharap, kematian saudaranya menjadi katalisator, untuk menghapus hukuman mati.

"Saya berharap seseorang mengkaji hukuman mati secara utuh. Itu adalah hal yang mengerikan dan keji," kata Michael seperti dimuat News.com.au, Jumat (1/5/2015).

Namun, Michael mengaku terhibur karena adiknya, juga para terpidana mati lain, menghadapi kematian dengan bermartabat dan berani. Yang tak semua orang bisa melakukannya.

Khusus untuk Andrew Chan, ada 3 permintaan khusus yang ia sampaikan di saat-saat terakhir -- di luar menikahi tunangannya, Febiyanti Herewila yang digelar di 27 April 2015 di Lembaga Pemasyarakatan Besi, Nusakambangan.

Senyum Andrew dan Feby | via: dailymail.co.uk

Selanjutnya: Bernyanyi Hingga Peluru Menerjang...

2 dari 4 halaman

Bernyanyi Hingga Peluru Menerjang

Bernyanyi Hingga Peluru Menerjang

Menurut Michael, permintaan pertama yang diajukan Andrew adalah diizinkan bernyanyi hingga akhir.

Sebelumnya, Karina de Vega, seorang pendeta yang menjadi saksi eksekusi mengatakan, para terpidana mati yang beragama Kristiani bahkan sempat menyanyikan lagu pujian, seperti 'Amazing Grace' dan 'Bless Lord, O My Soul'. Seperti dalam paduan suara.

Terpidana mati duo Bali Nine, Andrew Chan (kiri) dan Myuran Sukumaran. (www.news.com.au)

"Mereka yang bukan pemeluk Kristiani, saya yakin, juga menyanyikan lagu mereka dari dalam hati," kata Vega.

Nyayian itu akhirnya terhenti, suara mereka tercekat, oleh peluru yang menembus tubuh, saat eksekusi dilakukan, setelah pukul 00.30 WIB.

Selanjutnya: Mengenakan Jersey Klub Favorit...

3 dari 4 halaman

Mengenakan Jersey Klub Favorit


Mengenakan Jersey Klub Favorit

Michael menyebutkan, permintaan terakhir Andrew Chan adalah mengenakan jersey klub favoritnya. "Ia berniat mengenakan jerset Penrith," kata dia. "Dan ia melakukannya."

Penrith Panthers adalah klub rugby profesional asal Australia yang bermarkas di Penrith, pinggiran Sydney. 

 

Klub kesayangan Andrw Chan Bali Nine (Wikipedia)

Kaus tim tersebut dikirimkan untuk Chan langsung dari Penrith, oleh pemain klub tersebut, James Segeyaro pada awal tahun 2015 lalu. 

Selanjutnya: Menatap Mata Para Eksekutor...

4 dari 4 halaman

Menatap Mata Para Eksekutor


Menatap Mata Para Eksekutor

Permintaan terakhir Andrew Chan adalah dieksekusi tanpa penutup mata. "Ia tak mengenakan penutup mata, ia ingin menatap mata mereka (para eksekutor)," kata Michael.

Ketiga permintaan itu terpenuhi. Namun, Michael menambahkan, mengetahui apa yang dilakukan adiknya di saat-saat terakhirnya, membuatnya makin terbebani. 

Ilustrasi Liputan Khusus Eksekusi Mati

"Ia memeluk semua sipir penjara sebelum dibawa ke lapangan, lokasi eksekusi. Beberapa penjaga menyatakan penyesalannya," kata Michael.

Beberapa penjaga dikabarkan meneteskan air mata.

Karina de Vega, seorang pendeta yang menjadi saksi eksekusi mengatakan, para terpidana tak mau mengenakan penutup mata ketika menghadapi regu tembak. Mereka ingin menatap langsung para eksekutor.

Semuanya berdoa, menurut keyakinan masing-masing. "Mereka semua memuji Tuhan-nya," kata Karina de Vega, seperti dikutip dari TVNZ. (Ein/Ndy)

Video Terkini