Liputan6.com, Beijing - Laut China Selatan kembali memanas. Hal ini disebabkan komentar terbaru dari Tiongkok terhadap Filipina.
Pemerintah China menyatakan Filipina telah melanggar kesepakatan Code of Conduct informal ASEAN-Tiongkok pada 2002. Negeri Tirai Bambu melihat Filipina selalu melakukan tindakan provokatif dan berbahaya di Laut China Selatan.
"Pemerintah Filipina telah mendirikan konstruksi fasilitas sipil dan militer termasuk dengan pembangunan bandar udara, pelabuhan, dan barak di pulau selama bertahun-tahun," sebut pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Tiongkok, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/5/2015).
Tiongkok pun meminta agar tindakan Filipina itu dihentikan. Karena hal tersebut bisa memperkeruh keadaan di perairan yang terus menjadi sengketa bagi beberapa negara ini.
"China tidak pernah mengambil tindakan yang dapat memperumit, memperburuk sengketa ini. Hal tersebut karena perbuatan itu bisa memperngaruhi perdamaian dan stabilitas regional," sambung pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Pernyataan dari China keluar pasca Manila mengeluarkan statement menuding bahwa Otoriras Tiongkok lah yang pertama kali melanggar kesepakatan.
Perselisihan di Laut China Selatan bukan hanya berlangsung antara China-Filipina. Beberapa negara ASEAN seperti Brunei, Malaysia, dan Vietnam juga terlibat perselisahan yang sama dengan Beijing.
Perseteruan tersebut dipicu tingkah China yang mengklaim 90 persen perairan Laut China Selatan. Daerah yang diakui tersebut dipercaya kaya akan gas dan minyak bumi. (Ger/Sun)
Tiongkok Sebut Filipina Langgar Kesepakatan Laut China Selatan
Pemerintah China menyatakan Filipina telah melanggar kesepakatan Code of Conduct informal ASEAN-Tiongkok pada 2002.
Advertisement