Sukses

10-5-1994: Sah, Nelson Mandela Presiden Kulit Hitam Pertama Afsel

Nelson Mandela menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan, setelah lebih dari tiga abad dipimpin presiden kulit putih.

Liputan6.com, Pretoria - Sejarah mencatat tanggal 10 April 1994 sebagai momen penting bagi rakyat Afrika Selatan (Afsel). Sebab saat itu, presiden pertama yang berasal dari kalangan kulit hitam disumpah.

Sah... Nelson Mandela mulai saat itu menduduki jabatan sebagai Presiden Afsel.

Dua minggu sebelumnya, lebih dari 22 juta orang di sana memberikan hak suaranya dalam pemilihan parlemen negara multiras untuk pertama kalinya. Mayoritas memilih Mandela dan partainya African National Congress (ANC) untuk memimpin negara itu.

Putra dari Henry Mgadla Mandela itu menjadi presiden kulit hitam pertama Afsel, setelah lebih dari tiga abad dikuasai ras kulit putih. Partainya memenangkan 252 dari 400 kursi dalam pemilihan demokratis pertama dalam sejarah negara itu.

Nelson Mandela

BBC memberitakan, upacara pelantikan berlangsung di Union Buildings amphitheatre di Pretoria. Dihadiri oleh politisi dan pejabat lebih dari 140 negara di seluruh dunia.
 
Sebagai bagian dari upacara pelantikan itu, ia mengucap janji setia kepada Afsel dan menyampaikan tekadnya untuk melanjutkan pekerjaan pemimpin sebelumnya untuk rekonsiliasi kaum di sana.

"Saya, dengan ini bersumpah untuk setia kepada Republik Afrika Selatan. Bekerja dengan sungguh-sungguh dan tulus, berjanji untuk mempromosikan kemajuan serta menentang semua yang dapat membahayakan republik ... dan mengabdikan diri untuk kesejahteraan republik serta semua rakyat," ucap Mandela kala itu.

Sorak-sorai gembira pun terlihat di jalan-jalan Pretoria. Masyarakat kulit hitam dan kulit putih bercampur baur bersama. Tak ada perbedaan lagi di antara mereka.

Lebih dari 100.000 warga Afsel, baik pria, wanita dan anak-anak dari semua ras bernyanyi dan menari dengan sukacita.

Mandela yang lahir dengan nama Rolihlahla Dalibhunga Mandela itu mengalami berbagai macam halangan sebelum akhirnya berhasil mengukir sejarah tersebut. Ia sempat dipenjara dan diasingkan selama 27 tahun, akibat keberaniannya memperjuangkan keadilan di bawah pemerintahan yang menganut Apartheid.
Nelson Mandela. (Wikipedia)
Bebas pada 1990, ia berhasil melobi Presiden Afsel kala itu, F.W. de Klerk untuk menghapuskan apartheid dan melaksanakan pemilu multiras tahun 1994. Setelah itulah, partainya berhasil memenangkan pemilu tersebut.

Selama hidupnya, Mandela mendapatkan lebih dari 250 penghargaan termasuk Nobel Perdamaian pada 1993. Ia juga mendapatkan respect dan pengakuan dari dunia internasional atas tindakannya menentang Kolonialisme dan Apartheid.

Sosok yang gemar mengenakan batik itu meninggal 5 Desember 2013, di usia 95 tahun.

Selain kisah sukses Mandela, kejadian menarik juga terjadi pada tanggal yang sama tahun 1872. Saat itu, Victoria Woodhull dicatatkan menjadi wanita pertama yang dinominasikan untuk presiden AS.

Sementara pada 10 Mei 1997, duka melanda Khorasan, Iran. Gempa 7,3 Skala Richter (SR) menewaskan 1.567 orang dan melukai lebih dari 2.300 jiwa. Lindu juga membuat 50 ribu orang menjadi tunawisma, selain merusak atau menghancurkan lebih dari 15 ribu rumah. (Tnt)