Liputan6.com, Bujumbura Militer Burundi dilaporkan menangkap tiga orang otak kudeta di negara tersebut. Sebelumnya, upaya perebutan kekuasaan oleh angkatan bersenjata secara ilegal ini berhasil digagalkan hari ini.
Menurut Juru Bicara Presiden Burundi, Gervais Abayeho, 3 orang tersebut adalah seorang jenderal polisi, 1 jenderal militer, dan mantan Menteri Pertahanan.
"Otak dari kudeta Mayor Jenderal Godefroid Niyombare masih kabur. Kami masih belum bisa mengetahui keberadaannya," kata Abayeho, seperti dikutip dari laman Al-Jazeera, Jumat (15/5/2015).
Sementara itu, otoritas Burundi menyatakan, Presiden Pierre Nkurunziza sudah berada di negara Afrika Timur ini. Namun, keberadaan orang nomor satu tersebut masih belum bisa dibeberkan ke publik dengan alasan keamanan.
"Dia sudah berada di tempat paling aman di (Ibukota Burundi) Bujumbura," kata Abayeho.
Akibat penangkapan 3 orang tersebut, militer yang berencana mengkudeta Burundi menyerah. Mereka pun menyebut sudah tidak punya tenaga untuk bertempur. Seperti diungkapkan juru bicara kelompok kudeta Venon Ndabaneze.
"Kami memutuskan menyerah. Kami menaruh senjata kami. Kami menyerukan agar Kementerian Keamanan mengumumkan bahwa kami sudah tidak lagi memiliki persenjataan," ucap Venon Ndabaneze.
Pada hari ini, Burundi dilanda kerusuhan besar untuk menggulingkan Presiden Pierre Nkurunziza. Namun, usaha yang dipimpin Mayor Jenderal Godefroid Niyombare gagal.
Meski demikian, akibat kericuhan tersebut lima orang jadi korban jiwa. Sementara ribuan warga Burundi lainnya memilih meninggalkan negara tersebut.
Burundi terjerambab ke dalam kekacauan politk akibat rencana Presiden Nkurunziza untuk kembali maju dalam pemilu negara ini. Langkah itu langsung ditentang oleh banyak pihak termasuk sekelompok jenderal militer.
Para jenderal ini, menganggap Presiden Nkurunziza haus kekuasaan. Sehingga cara ampuh yang dapat menghentikan niat dari Presiden Burundi ini adalah dengan mengkudetanya. (Ger/Ndy)
3 Pemimpin Kudeta di Burundi Ditangkap
Ketiganya adalah seorang jenderal polisi, 1 orang jenderal militer, dan mantan menteri pertahanan.
Advertisement