Sukses

Gencatan Senjata Usai, Yaman Kembali Memanas

Dari keterangan Militer Arab Saudi, sejumlah daerah penting yang masih dikuasai pemberontak Houthi diketahui menjadi target serangan.

Liputan6.com, Sana'a - Koalisi negara Arab dilaporkan kembali menggempur Yaman. Serangan dilancarkan setelah gencatan senjata selama lima hari di negera tersebut usai.

Dari keterangan militer Arab Saudi, sejumlah daerah penting yang masih dikuasai pemberontak Houthi menjadi target serangan. Termasuk di antaranya beberapa daerah di Provinsi Aden, al-Sawlaban, al-Arish.

Memanasnya kondisi Yaman disayangkan oleh PBB. Sebab, mereka berharap perdamaian di Yaman bisa terus terjaga meski gencatan senjata usai.

PBB pun tidak tinggal diam melihat kondisi Yaman. Mereka kembali mendorong agar semua pihak yang bertikai di Yaman untuk menahan diri.

"Saya serukan semua pihak (di Yaman) unuk memperbarui komitmen mereka dalam gencatan senjata lima hari tersebut," kata Utusan PBB untuk Yaman Ismail Ould Cheikh Ahmed, seperti dikutip dari Al-Jazeera, Senin (18/5/2015).

"Jeda kemanusian ini seharusnya dapat menjadi gencatan senjata permanen," tegas dia.

Yaman bergejolak setelah kelompok milisi Houthi, yang berjuang mendapatkan peningkatan otonomi di Provinsi Saada, melancarkan pemberontakan secara berkala sejak 2004.

Aksi mereka yang paling signifikan terjadi sejak Juli 2014. Pada September 2014, mereka menguasai Ibukota Sanaa, menyandera staf kepresidenan, dan menembaki kediaman Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi.

Kondisi ini kemudian membuat Arab Saudi dan sekutunya di Teluk turun tangan. Puncaknya, mulai Maret 2015 Arab Saudi dan negara teluk memutuskan untuk melakukan operasi militer "Decisive Storm", untuk menggempur kelompok Houthi di Yaman, setelah Presiden Abd Rabbuh meminta bantuan. (Ger/Yus)