Liputan6.com, Stockholm - Sepanjang sejarah, orang-orang menancapkan bendera, sebagai simbol pencapaian. Juga bentuk klaim atas sesuatu -- terutama wilayah -- atas nama pribadi, kelompok, raja, ratu, maupun negara. Â
Pada 20 Juli 1969, untuk kali pertamanya bendera ditancapkan di luar Bumi. Adalah astronot Neil Armstrong dan Buzz Aldrin yang menegakkan bendera Amerika Serikat di permukaan Bulan.
Hal yang sama juga akan dilakukan di Mars. Kelak. Manusia pertama yang menjejakkan kakinya di Planet Merah akan menancapkan bendera. Tapi bukan bendera AS, China, Rusia, Jepang, atau negara lainnya.
Yang akan ditancapkan di Mars adalah bendera yang mewakili Planet Bumi dan semua manusia yang tinggal di dalamnya.
Seperti apa bentuknya? Belum dipastikan. Namun, seorang mahasiswa asal Swedia menciptakan desain untuk apa yang ia sebut sebagai "International Flag of Planet Earth".
Tak hanya di Mars, bendera itu bisa ditancapkan di dunia 'alien', planet lain di luar Bumi selama misi eksplorasi angkasa luar masa depan.
Oskar Pernefeldt dari Beckmans College of Design, Stockholm mendesain logo yang terdiri dari 6 lingkaran putih yang saling bertautan, di atas latar biru.
Dengan bendera itu, ia bermaksud mengingatkan semua orang bahwa kita berbagi planet yang sama: Bumi. Tak pandang latar belakang dan kewarganegaraan.
"Ekspedisi antariksa saat ini menggunakan bendera nasional yang berbeda, tergantung negara mana yang membiayai proyek tersebut," tulis Pernefeldt dalam situs yang didedikasikan bagi proyeknya itu, seperti Liputan6.com kutip dari situs sains SPACE.com, Kamis (21/5/2015).
"Padahal, penjelajah angkasa lebih dari sekedar representasi dari negaranya. Mereka adalah wakil Bumi."
Apalagi di masa depan, misi manusia menjelajah langit ke Mars dan tempat lain yang lebih jauh akan membutuhkan kerjasama internasional. Setidaknya, dalam hal pembiayaan.
Pernefeldt tak asal ngawur menggambarkan desainnya itu. Melibatkan sejumlah pertimbangan dan dasar keilmuan.
"Studi ilmiah tentang bendera disebut vexillology, sementara praktik mendesain bendera disebut vexillography," tambah dia. "Keduanya adalah hasil dari ilmu yang mempelajari tentang lambang (heraldry)."
Pernefeldt menjelaskan, dalam praktiknya, ada sejumlah aturan yang tak seragam tentang aturan maupun kebiasaan dalam membuat bendera. "Juga terkait warna, penempatan, proporsi, tipografi, dan estetika," kata dia.
Meski demikian, Pernefeldt mengklaim, usulannya itu akurat dan sesuai dengan regulasi soal bendera. Setidaknya yang berlaku secara global.
Meski situs proyek tersebut tak menyebut badan antariksa tertentu berencana menggunakan bendera internasional, desain Pernefeldt terpampang dalam sejumlah gambar pakaian antariksa, juga di markas uji coba program Mars di Antartika.
Pernefeldt mengakui mendapat bantuan dari sejumlah pihak, termasuk NASA, LG Electronics, serta sejumlah ahli di bidang astronomi, desain, dan kimia.
Selain desain Pernefeldt, kita selama ini mengenal sejumlah bendera internasional, seperti bendera Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), bendera Olimpiade, bendera Paralimpiade, Bendera Uni Eropa -- namun tak ada yang seragam. (Ein/Tnt)