Liputan6.com, Palmyra - Kelompok radikal yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS di Suriah, kian mengkhawatirkan. Pada Kamis 21 Mei 2015, ISIS menguasai kota kuno Palmyra dan beberapa lokasi reruntuhan zaman Romawi yang termasyhur. Kemajuan baru ini membuat ISIS menguasai sekitar 50% wilayah Suriah.
"Pengambilalihan itu mengancam lokasi Warisan Budaya Dunia UNESCO yang berumur 2.000 tahun itu, lokasi-lokasi arkeologi lain dan artefak-artefak yang berharga," ucap Direktur Urusan Purbakala Suriah Maamoun Abdulkarim, seperti dikutip dari VOA News, Jumat (22/5/2015).
Abdulkarim menjelaskan, ISIS telah menghancurkan serangkaian benda dan tempat bersejarah dalam invasinya di Irak dan Suriah. ISIS menyebut apa yang mereka hancurkan itu bertentangan dengan ajaran Islam.
"Kemajuan yang dicapai ISIS itu sebagai kejatuhan peradaban. Masyarakat beradab telah dikalahkan barbarisme," imbuh Abdulkarim.
Meski belum ada laporan mengenai kerusakan di tempat bersejarah itu, Abdulkarim mengungkapkan, ratusan patung telah dipindahkan dari kota itu, menjelang pengambilalihan kekuasaan oleh ISIS. Hanya saja, artefak lainnya yang terlalu besar, tidak dapat dipindahkan.
Terkait itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Marie Harf mengatakan, para pejabat AS prihatin dan berharap Kota Palmyra tidak rusak. Namun dia menambahkan, tidak tahu apa lagi yang dapat dilakukan pada saat ini.
Sejak Rabu malam 20 Mei lalu, kelompok ISIS berhasil mengusir hampir semua pasukan pemerintah Suriah keluar Palmyra. Ini setelah berlangsung pengepungan selama sepekan yang disertai pertempuran sengit di sebelah utara kota yang pernah termasyhur dengan sebutan Venesia Timur tersebut. (Ans)
Palmyra Dikuasai ISIS, Warisan Peradaban Kuno Terancam Hancur
Pascakejatuhan Kota Palmyra ke tangan ISIS, Warisan Budaya Dunia UNESCO yang berumur 2.000 tahun di sana terancam hancur.
Advertisement