Liputan6.com, Monterrey, Meksiko - Setiap pekerja harus memenuhi segala macam tuntutan dan tanggung jawab kerja. Terlebih bagi pekerja di bidang layanan umum, seperti petugas medis dan dokter. Mereka bahkan harus bekerja secara shift ataupun sistem piket , baik pagi maupun dini hari.
Pola kerja seperti itu terkadang membuat sebagian dari mereka mengantuk. Tak terkecuali bagi seorang dokter.
Baca Juga
Seorang blogger mengambil foto dokter magang wanita yang tertidur pada jam 3 pagi di sebuah rumah sakit di Monterrey, Meksiko.
Advertisement
Sang blogger menulis kritik di blog-nya serta akun Twitter miliknya.
"Seorang dokter seharusnya bekerja dengan benar karena banyak pasien yang membutuhkan penanganannya," kicau dia di Twitter, seperti dikutip, Minggu (24/5/2015).
Karena penyebaran berita ini yang cukup cepat, seluruh dokter di Meksiko langsung merespons berita tersebut dan membela dokter magang ini dengan mem-posting foto mereka dengan memberikan hashtag atau tagar #YoTambienMeDormi dalam bahasa Meksiko yang berarti "Aku juga ketiduran".
Seperti ini foto dokter magang yang ketiduran yang diambil blogger pada jam 3 pagi:
Â
Dokter asal Meksiko, Juan Carlos, langsung membalas kriktik si blogger dengan men-tweet foto ini dengan hashtag #YoTambienMeDormi ("Aku juga ketiduran")
Sontak, para dokter di seluruh dunia pun mem-posting foto-foto mereka saat sedang 'ketiduran'.
Pekerjaan seorang dokter bukanlah hal yang mudah, seringkali mereka bertugas dengan jam kerja yang terlalu banyak. Beberapa dokter bahkan bekerja 36 jam per shift atau 80 jam per minggu.
"Kami semua hanyalah manusia, bukan robot," kicau salah seorang dokter di Twitter.
Pada dekade 1980-an, terdapat kasus skala tinggi yang menyebabkan kematian seorang gadis bernama Libby Zion di sebuah rumah sakit yang ditangani oleh dokter-dokter yang mengalami kelelahan.
Peristiwa ini memicu disusunnya atau dikeluarkannya hukum Libby Zion. Undang-undang ini membatasi jam kerja dokter di New York, Amerika Serikat, 'hanya' 80 jam per minggu. Namun hal ini masih menunjukkan betapa terlalu banyaknya jam kerja bagi sebagian dokter. (Dsu/Ans)