Liputan6.com, Damaskus - Milisi kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) merebut pos perbatasan terakhir yang menghubungkan Suriah-Irak, yang selama ini dikuasai tentara yang setia kepada pemerintah di Damaskus, Suriah.
Seperti dikutip dari BBC, Sabtu (23/5/2015), informasi yang diperoleh organisasi yang memantau hak asasi manusia di Suriah (SOHR) menunjukkan tentara pemerintah mundur dari al-Tanf, biasa disebut pos penyebarangan al-Waleed oleh warga Irak, ketika milisi ISIS bergerak dan masuk ke kawasan.
Wartawan BBC di Baghdad mengatakan, ada 3 titik penyeberangan antara Suriah-Irak dan ketiga-tiganya sekarang dikuasai ISIS, yang berarti kelompok tersebut makin leluasa mengatur atau mengirim pasokan dari Irak ke Suriah dan sebaliknya.
Sehari sebelumnya milisi ISIS merebut kota kuno Suriah, Palmyra, yang memicu kekhawatiran berbagai peninggalan sejarah penting di kota ini akan dihancurkan oleh kelompok radikal itu.
Kekhawatiran ini didasarkan pada aksi ISIS sebelumnya yang menghancurkan situs-situs kuno dengan nilai sejarah yang tinggi di Irak.
SOHR mengatakan ISIS sekarang menguasai lebih dari 95.000 kilometer persegi wilayah Irak atau lebih dari 50%. ISIS sudah merebut Provinsi Deir al-Zour dan Raqqa dan praktis menguasai Hasakeh, Aleppo, Homs, dan Hama.
Meski demikian, berbagai pihak mengatakan wilayah luas yang dikuasai ISIS di Suriah timur tidak memiliki arti penting dari sisi politik.
Di Irak, ISIS merebut kota penting Ramadi di Provinsi Anbar setelah terlibat kontak senjata sengit selama beberapa pekan. (Ado)
Pos Perbatasan Terakhir Suriah-Irak Direbut ISIS
Kini kelompok ISIS makin leluasa mengatur atau mengirim pasokan dari Irak ke Suriah dan sebaliknya.
Advertisement