Liputan6.com, Portugal Bayangkanlah sosok seorang seniman graffiti. Seseorang yang mengambil kesenangan dengan kaleng semprot, lalu melukis di tempat-tempat umum dengan segala macam gambar dan warna, menghias tembok-tembok dengan kreasi mereka yang keren hanya karena mereka merasa menyukainya.
Tetap bayangkanlah sosok mereka.
Baca Juga
Apakah mereka terlihat seperti ini?
Advertisement
atau bagaimana dengan yang satu ini?
Kedua wanita ini adalah anggota organisasi Lata 65, sebuah kelompok khusus yang dirancang bagi warga senior yang ingin terus berkarya lewat 'street art' (seni jalanan), sebuah bentuk seni yang lebih baru, yang umumnya terkait atau dilakoni generasi muda.
Dilansir dari viralnova.com, Kamis (28/5/2015), Lata (yang berarti "bisa"), dikembangkan dalam kemitraan dengan 'Wool Urban Arts Festival' yang terletak di Covilha, Portugal. Para anggota berkumpul untuk kelas lokakarya-gaya dan mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari. Mereka belajar bagaimana mengoperasikan kaleng semprot, dan juga bagaimana menggunakan stensil.
Para senior ini tak hanya mendapatkan pengalaman yang menyenangkan saat mempelajari bentuk seni baru, atau menghabiskan waktu mereka dengan bersosialisasi, tetapi mereka juga dapat mempererat hubungan dengan anak-anak muda atau junior mereka.
Sejak keterkaitan antara 'street art' (seni jalanan) dengan kriminalitas menjadi berkurang dan lebih dikaitkan dengan dunia seni, seni ini lebih digunakan untuk mempercantik lingkungan dan sebagai sebuah aktivitas pembangunan komunitas. Lata 65 bekerja untuk membawa populasi yang lebih tua dalam kegiatan mereka dan membuat mereka lebih terhubung.
Di pertemuan pertama, para murid membahas mengenai sejarah dan konsep seni grafiti, serta melihat contoh-contoh dari karya seni jalanan dari seluruh dunia. Lalu mereka "bawa" ilmu tersebut ke lapangan untuk selanjutnya menuangkan kreativitas mereka di dinding kota. Wah, Keren ya. (Dsu)