Sukses

Jangan Remehkan Kecerdasan Burung Gagak

Berdasarkan suatu penelitian terbaru, ternyata burung gagak memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.

Liputan6.com, Iowa City - Berdasarkan suatu penelitian terbaru, ternyata burung gagak memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi. Terutama bila diukur menurut kemampuan menghubungkan konsep-konsep.

Dikutip dari Futurity.org, Senin (1/6/2015), burung gagak dapat mengingat muka dan menggunakan perkakas. Penelitian terkini juga menunjukkan mereka memiliki kekuatan otak untuk mengerjakan tugas pencocokan tingkat tinggi. Dipandang dari kemampuan relasional tersebut, kecerdasan burung gagak mungkin dapat disejajarkan dengan kera dan monyet, bahkan manusia.

"Apa yang telah dilakukan oleh burung gagak itu merupakan hal yang fenomenal," ucap Ed Wasserman, profesor psikologi di Universitas Iowa di Kota Iowa, Amerika Serikat.

Menurut Wasserman, hasil penelitian terhadap kecerdasan gagak memang menakjubkan. "Percobaan ini telah dilakukan sebelumnya pada kera dan monyet, dan kini kita sekarang melakukannya pada seekor burung."

"Namun bukan sembarang burung, melainkan burung yang otaknya istimewa dibandingkan burung lain sebagaimana istimewanya otak kera di kalangan mamalia,” sambung dia.

Dalam terbitan Current Biology, dua ekor burung gagak yang berusia lebih dari 2 tahun ditempatkan di dalam kandang kawat dan disodorkan nampan plastik berisi 3 mangkuk kecil yang salah satunya berisi makanan.

Semua mangkuk itu ditutup dengan kartu-kartu berpola tertentu. Setelah dilakukan berulang kali, gagak itu mampu menghubungkan pola gambar tertentu pada kartu penutup dengan keberadaan makanan dalam mangkuk.

Direktur Penelitian di University of Aix-Marseille di Prancis, Joel Fagot, sepakat bahwa hasil yang didapat telah merombak pandangan bentuk kecerdasan yang canggih hanya didapati pada spesies manusia ‘cerdas’.

"Bukti-bukti yang ada menyebutkan bahwa hewan-hewan dapat melakukan lebih daripada yang kita duga,” ujar dia.

Yayasan Penelitian Dasar Rusia pun mendukung penelitian ini. Anna Smirnova, Zoya Zorina dan Tanya Obozova adalah para peneliti di Lomonosov Moscow State University yang menjadi penulis bersama dalam penelitian tersebut. (Alx/Ans)