Liputan6.com, Washington DC - Gulmurod Khalimov pernah menjadi komandan pasukan khusus Tajikistan. Namun, pria yang dulunya memimpin aksi kontraterorisme justru berbalik menjadi teroris. Kini, ia memilih bergabung dengan ISIS.
Penampakannya muncul dalam video terbaru kelompok ekstremis itu. Mengenakan pakaian dan bandana hitam, Khalimov membawa senapan sniper dan amunisi. Ia juga mengaku pernah berlatih di Amerika Serikat, 3 kali, salah satunya di Louisiana.
Departemen Luar Negeri AS mengonfirmasi klaimnya tersebut.
"Dari tahun 2003-2014, Kolonel Khalimov berpartisipasi dalam 5 pelatihan kontraterorisme di AS dan Tajikistan, dalam program Diplomatic Security/Anti-Terrorism Assistance," kata juru bicara Deplu AS, Pooja Jhunjhunwala seperti dikutip dari CNN, Sabtu (30/5/2015).
Program yang digagas Deplu AS bermaksud melatih para kandidat dari sejumlah negara dalam bidang taktik kontraterorisme terbaru, sehingga mereka bisa melawan organisasi ekstremis -- khususnya ISIS -- dengan lebih baik.
Seorang pejabat Deplu AS mengatakan, Khalimov mendapat pelatihan agar bisa merespons krisis, manajemen taktis dalam kejadian khusus, pelatihan kepemimpinan taktis, dan masalah.
Dalam video yang diunggah ISIS, Khalimov mengatakan, apa yang dilihatnya selama sesi pelatihan justru membuatnya berbalik melawan negaranya Tajikistan dan sponsor latihan, AS.
Menghadap kamera ia mengatakan," Kami akan menemukan kota Anda, menghampiri rumah Anda, dan kami akan membunuh kalian," kata dia dalam bahasa Rusia.
Ia kemudian menunjukkan ketangkasan menembak dengan senapan sniper, dengan meledakkan sebutir tomat. Adegan tersebut diatur dalam gerakan lambat (slow motion).
Program AS di mana Khalimov berpartisipasi, dirancang untuk mengajarkan taktik anyar yang digunakan oleh polisi dan unit militer negara-negara yang bekerja sama dalam bidang keamanan dengan Negeri Paman Sam, untuk memerangi teroris.
Terkait fenomena Khalimov, para ahli mengkhawatirkan para pembelot membuat ISIS di atas angin. Bukan hanya dalam hal propaganda, tapi juga pengetahuan mereka terkait pedoman yang digunakan AS untuk memerangi ISIS.
"Itu adalah kemampuan yang berbahaya," kata mantan perwira intelijen Angkatan Darat Michael Breen. "Seorang senior kontraterorisme menjadi teroris sama sekali bukan hal baik."
Orang-orang seperti Khalimov tahu benar bagaimana merencanakan operasi kontraterorisme. "Jadi, ia tahu jalan pikiran orang-orang yang melindungi target bernilai tinggi seperti kedutaan."
Sementara, mantan sniper Angkatan Darat Paul Scharre, yang kini menjadi bagian dari Center for a New American Security mengatakan, Khalimov tidak hanya bisa melatih para militan ISIS dalam hal taktik, tapi juga bertindak sebagai perekrut kelompok tersebut.
Seorang pejabat Deplu AS mengatan, Khalimov adalah seorang perwira dari unit kontraterorisme utama yang merespons ancaman teroris di Tajikistan. (Ein/Mvi)